Sabtu, 29 Maret 2014

Perbandingan Model OSI Dengan TCP/IP




Untuk membandingkan kedua model tersebut, saya meninjau dari beberapa faktor, di antaranya :

1.Latar belakang/sejarah
2.Layer/lapis
3.Design philosophy
4.Proses fragmentasi
5.Komunikasi antar Layer
6.Reliability control
7.Kesiapan infrastruktur teknologi pendukung

1. LATAR BELAKANG /SEJARAH
Menurut sejarahnya model TCP/IP telah lama diimplementasikan dahulu sebelum OSI.  TCP/IP diimplementasikan dahulu baru kemudian modelnya dibuat sehingga muncullah banyak versi tentang model TCP/IP. Banyaknya versi menimbulkan kerancuan dalam pengembangan jaringan computer berbasiskan TCP/IP. Misalnya saja untuk keperluan yang sama suatu hardware jaringan perlu dibuat dengan spesifikasi yang berbeda-beda untuk keperluan yang sama. Dahulu pada era 70-an, banyak perusahaan software maupun hardware yang membuat System Network Architektur (SNA), yang antara lain IBM, Digital, Sperry, Burough dsb. Tentunya masing – masing perusahaan tersebut membuat aturan – aturan sendiri yang satu sama lain tidak sama, misalkan IBM mengembangkan SNA yang hanya memenuhi kebutuhan komputer – komputer IBM. Dari sini kemudian timbul masalah misalkan jaringan computer menggunakan SNA produk IBM ingin dihubungkan dengan SNA produk Digital tentunya tidak bisa, hal ini disebabkan protokolnya tidak sama. Analoginya, misalkan anda berbicara dengan bahasa jawa, tentunya akan dimengerti pula orang lain yang juga bisa berbahasa Jawa, misalkan anda berbicara dengan orang Sunda apakah bahasa anda bisa diterima oleh orang tersebut? tentunya tidak? Masalah ini bisa diselesaikan jika anda berbicara menggunakan bahasa standar yang tentunya bisa dimengerti lawan bicara anda. Menghadapi kenyataan ini, kemudian The International Standard Organization (ISO) pada sekitar tahun 1980-an, meluncurkan sebuah standar model referensi yang berisi cara kerja serangkaian protokol SNA. Model referensi ini selanjutnya dinamakan Open System Interconnection (OSI).
Pada kenyataannya, meskipun secara de jure setiap model referensi harus mendekati model referensi OSI, namun pada kenyataannya model referensi TCP / IP lebih banyak dipakai. Model ini telah beredar luas dan dipakai di banyak tempat, seperti Indonesia sendiri.

2. LAYER/LAPIS

Dari table tersebut nampak bahwa layer pada OSI lebih banyak yakni berjumlah 7 layer, sedangkan TCP/IP hanya berjumlah 4 layer. Dapat pula kita lihat bahwa fungsi yang dijalankan layer 5,6,7 (OSI) serupa dengan layer application pada TCP/IP. Begitu juga dengan layer 4 (OSI) dan layer transport. Layer 3 (OSI) dengan layer internet pada TCP/IP serta layer 2,1 (OSI) dengan layer network access pada TCP/IP. OSI memiliki lebih banyak layer sebab selain standar baku namun berfungsi pula untuk memudahkan dalam pembelajaran jaringan. Struktur layer yang ada di atas ada hanya untuk menjelaskan implementasi yang sudah ada dan digunakan.
Untuk memahami lebih lanjut mengenai deskripsi dan fungsi dari tiap layer kita simak pembahasan berikut ini :
A. Model OSI
Application Layer (Lapisan Aplikasi) :
adalah yang paling “cerdas”, gateway berada pada layer ini. Gateway melakukan pekerjaan yang sama seperti sebuah router, tetapi ada perbedaan diantara mereka. Layer Application adalah penghubung utama antara aplikasi yang berjalan pada satu komputer dan resources network yang membutuhkan akses padanya. Layer Application adalah layer dimana user akan beroperasi padanya, protocol seperti FTP, telnet, SMTP, HTTP, POP3 berada pada layer Application.

Fungsi :
•Menentukan partner komunikasi,
•Menentukan ketersediaan resource,
•Sinkronisasi komunikasi.

Contoh :
•Telnet, FTP, SMTP (TCP/IP suit),
•OSI Common Management Information Protocol (CMIP).

Presentation Layer (Lapisan Presentasi) :
Bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan diformat untuk transfer data. Contoh konversi format text ASCII untuk dokumen, .gif dan JPG untuk gambar. Layer ini membentuk kode konversi, translasi data, enkripsi dan konversi.
Fungsi :
Menyediakan fungsi pengkodean dan konversi untuk data dari application layer menjamin data yang berasal dari application layer suatusistem dapat dibaca oleh application layer di sistem yang lain.
Contoh :
•Format representasi data: EBDIC, ASCII,
•Skema kompresi : QuicTime, MPEG,
•Enkripsi.

Session Layer (Lapisan Session) :
Menentukan bagaimana dua terminal menjaga, memelihara dan mengatur koneksi,- bagaimana mereka saling berhubungan satu sama lain, menetapkan, mengatur, dan menghentikan sesi antara dua host yang berkomunikasi.
Session komunikasi terdiri atas permintaan layanan (service request) dan tanggapan layanan (service response) yang terjadi antara aplikasi yang berlokasi pada device jaringan yang berbeda.
Fungsi :
membuat segment data pada sistem host yang mengirim kemudian mengumpulkan kembali menjadi aliran data pada sistem host yang menerima. Secara khusus session layer menjamin transport antara dua host. Dalam menyediakan pelayanan komunikasi, session layer menetapkan, menjaga dan menghentikan sirkuit virtual. Dalam menyediakan reliable service, session layer menggunakan transport error detection-dan-recovery serta information flow control. Jika ingin mengingat session layer dalam beberapa kata, pikirkan tentang quality of service dan reliability.
Contoh : CCITT X.225.

Layer transport data (Lapisan Transport) :
Menggunakan protocol seperti UDP, TCP dan/atau SPX (Sequence Packet eXchange, yang satu ini digunakan oleh NetWare, tetapi khusus untuk koneksi berorientasi IPX). Layer transport adalah pusat dari mode-OSI. Layer ini menyediakan transfer yang reliable dan transparan antara kedua titik akhir, layer ini juga menyediakan multiplexing, kendali aliran dan pemeriksaan error serta memperbaikinya.
Transport Layer :
• Menerapkan layanan transport data andal yang transparan terhadap upper layers flow control, multiplexing, manajemen virtual circuit, serta error checking & error recovery.
• End-to-end.

Fungsi :
•Bertugas membagi data menjadi segment, yaitu satu segment berisi data antara 46Bytes – 1500Bytes.
•Menyediakan penanganan error pada packet yang diterima.
•Menentukan apakah yang digunakan TCP (Mentransmisikan ulang apabila ada paket yang kurang atau hilang saat di transmisikan) atau UDP (Data tidak digaransi apabila ada packet yang kurang).
•Bertanggung jawab menentukan port yang dituju untuk data yang akan dikirim.

Contoh :
•Transmission Control Protocol (TCP),
•Name Binding Protocol (NBP),
•OSI transport protocol

Layer network (Lapisan Network) :
Bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian trafik di jaringan. Data pada layer ini berbentuk paket.
Fungsi :
•Membagi aliran data biner ke paket diskrit dengan panjang tertentu,
•Mendeteksi Error,
•Memperbaiki error dengan mengirim ulang paket yang rusak,
•Mengendalikan aliran,melaksanakan internetworking.

Contoh :
•Open Shortest Path First (OSPF),
•Routing Information Protocol (RIP), dsb.

Data Link Layer (Lapisan Data Link) :
Menyediakan link untuk data, memaketkannya menjadi frame yang berhubungan dengan “hardware” kemudian diangkut melalui media. komunikasinya dengan kartu jaringan, mengatur komunikasi layer physical antara sistem koneksi dan penanganan error.
•Medium access control (MAC),
•Menyediakan aliran data yang bebas kesalahan bagi network layer, mendeteksi/mengoreksi kesalahan akibat transmisi,
•Menerima data dari layer yang lebih atas dan merubahnya menjadi aliran bit untuk ditransmisikan oleh layer fisik,
•Pada proses penerimaan, merubah aliran bit menjadi frame,
•Menambahkan kode untuk sinkronisasi, deteksi kesalahan,
•Menyediakan mekanisme untuk menangani kehilangan (lost), kerusakan, atau duplikasi frame,
•Pengalamatan fisik.

Fungsi :
•Bertugas mengubah packet menjadi frame yang berisi alamat perangkat keras seperti Media Access Control Address (MAC Address).
•Bertugas untuk pengecekan error (Frame Checks Square) yang menggunakan algoritma CRC.

Physical Layer (Lapisan Fisik) :
Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya melalui media, seperti kabel, dan menjaga koneksi fisik antar sistem.
Physical Layer
•Mengirimkan dan menerima data mentah pada media fisik.
•Prosedural : pengkodean bit untuk transmisi, fullduplex atau half-duplex, prosedur untuk memulai dan menghentikan transmisi
•Mendeteksi dan melaporkan status saluran dan error (misal : adanya collision)
•Karakteristik elektris : level tegangan, timing, redaman yang diperbolehkan
•Karakteristik mekanik : ukuran dan bentuk konektor, jumlah pin, tipe kabel dan spesifikasi
Contoh : RS232C

Fungsi :
Ini adalah layer yang paling sederhana; berkaitan dengan electrical (dan optical) koneksi antar peralatan. Data biner dikodekan dalam bentuk yang dapat ditransmisi melalui media jaringan, sebagai contoh kabel, transceiver dan konektor yang berkaitan dengan layer Physical. Peralatan seperti repeater, hub dan network card adalah berada pada layer ini.

B. Model TCP/IP
TCP/IP (Transmision Control Protocol / Internet Protocol) merupakan sekumpulan layer yang di desain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data pada sebuah jaringan komputer. TCP/IP tersusun dari 4 layer yang masing-masing nya bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dari proses komunikasi data, sehingga masing-masing layer memiliki tugas yang berbeda satu sama lainya, dimana suatu layer tidak perlu mengetahi kerja dari layer yang lain selama masih dapat melakukan proses masing-masing.
Paket protokol TCP/IP dikembangkan sebelum model OSI di publikasikan, karenanya TCP/IP tidak menggunakan model OSI sebagai rujukan. Model TCP/IP hanya terdiri dari empat layer sebagaimana terlihat pada gambar 4 yaitu:
• Application
• Transport
• Internet
• Network Interface
Protokol TCP/IP memiliki sifat yang sangat fleksibel, sehingga dapat dengan mudah untuk di implementasikan pada berbagai platform komputer dan interface jaringan. Berikut ini penjelasan tentang masing-masing layernya.


Application Layer :
Aplication layer adalah bagian dari TCP/IP dimana permintaan data atau servis diproses,aplikasi pada layer ini menunggu di portnya masing-masing dalam suatu antrian untukdiproses. Aplication layer bukanlah tempat bagi word processor, spreadsheet, internetbrowser atau yang lainnya akan tetapi aplikasi yang berjalan pada application layerberinteraksi dengan word processor, spreadsheet, internet browser atau yang lainnya,
contoh aplikasi populer yang bekerja pada layer ini misalnya FTP dan HTTP.

Fungsi :
•Application Aplication Layer model TCP/IP berkutat dengan urusan presentasi, encoding dan dialog control. TCP/IP mengkombinasikan session, presentation dan application dalam satu layer dan mengasumsikan data telah siap dienkapsulasi pada layer berikutnya.
•Menyediakan protokol aplikasi TCP/IP,
•Mengatur interface program dengan layer transport bagaimana menggunakan jaringan.

Transport Layer :

Transport layer menentukan bagaimana host pengirim dan host penerima dalam membentuk sebuah sambungan sebelum kedua host tersebut berkomuikasi, serta seberapa sering kedua host ini akan mengirim acknowledgment dalam sambungan tersebut satu sama lainnya. Transport layer hanya terdiri dari dua protokol; yang pertama adalah TCP
(Transport Control Protokol) dan yang kedua adalah UDP (User Datagram Protokol). TCP bertugas; membentuk sambungan, mengirim acknowledgment, dan menjamin terkirimnya data sedangkan UDP dapat membuat transfer data menjadi lebih cepat.

Fungsi :
Pada layer ini transport layer terbagi menjadi 2, yaitu UDP dan TCP:
1.UDP (User Data Protocol), adalah protokol proccess-to-proccess yang menambahkan alamat port, check- sum error control, dan panajng informasi data dari lapisan diatasnya (connectionless).
2.TCP (Transmissiion Control Protocol), adalah protokol yang menyediakan layanan     penuh untuk aplikasi dan juga dikatakan protokol transport untuk stream yang       reliabel (connection oriented), yaitu koneksi end-to-end harus dibangun dulu di           kedua ujung terminal sebelum kedua ujung terminal mengirimkan data.

Internet Layer :
Internet layer dari model TCP/IP berada diantara network interface layer dan transport layer. Internet layer berisi protokol yang bertanggung jawab dalam pengalamatan dan routing paket. Internet layer terdiri dari beberapa protokol diantaranya :
• Internet Protokol (IP)
• Address Resolution Protokol (ARP)
• Internet Control Message Protokol (ICMP)
• Internet Group Message Protokol (IGMP)

Fungsi :
•Internet layer berfungsi mengirim paket antara jaringan yang berbeda dan menentukan lintasan yang ditempuh. Protokol spesifik layer ini adalah Internet protocol (IP).
•Menambahkan alamat IP pada paket data, yang berisi alamat sumber dan tujuan yang digunakan untuk melewati jaringan antara host,
•Bertugas routing IP datagram.

Network Interface Layer :
Layer terbawah dari model TCP/IP adalah Network Interface Layer, tanggung jawab utama dari layer ini adalah menentukan bagai mana sebuah komputer dapat terkoneksi kedalam suatu jaringan komputer, hal ini sangat penting karena data harus dikirimkan dari dan ke suatu host melalui sambungan pada suatu jaringan.

Fungsi :
•Network layer juga disebut layer host-to-network. Layer ini menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan paket data untuk membuat sambungan langsung (physical link) termasuk detil teknologi LAN dan WAN dan seluruh detil dalam Physical dan Data link layer.
•Bertugas menentukan karakteristik media transmisi, rata-rata pensinyalan, dan skema pengkodean sinyal.

3.DESIGN PHILOSOPHY
Yang dimaksud dengan Design Philosophy di sini adalah prinsip – prinsip yang digunakan di dalam semua layer yang ada yang mempengaruhi protocol dan interfacenya dalam melakukan komunikasi.

•    Ø Model TCP/IP
Pada model TCP / IP, prinsip – prinsip yang dipakai adalah :

a. Make sure it works :
Maksudnya di sini adalah memastikan bahwa system yang ada benar – benar dapat bekerja sesuai dengan rancangan dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

b. Keep it simple :
Desain system diusahakan agar sesederhana mungkin, tidak perlu rumit yang penting dapat bekerja.

c. Make clear choices :
Pilihan – pilihan mengenai layering di dalam system hendaknya dibuat sejelas-jelasnya, sehingga tidak membuat keadaan system pada suatu waktu menjadi ambigu.

d. Exploit modulanty :
Sistem harus dibuat sehingga ketika ada suatu komponen yang diganti tidak berakibat fatal pada keseluruhan system.

e. Expect heterogeneity :
Sistem harus mampu bekerja pada kondisi environment yang bermacam – macam, seperti bekerja pada banyak jenis merk hardware dan OS.

f. Avoid static options and parameters :
Di sini system dimaksudkan untuk dapat bekerja menggunakan pilihan – pilihan dan parameter yang tidak statis, artinya dinamis karena system yang dinamis membawa efek yang lebih menguntungkan.

g. Look for a good design, it not to be perfect :
Desain ( rancangan ) dari system juga harus diperhatikan. Memang tujuan utamanya adalah system dapat bekerja. Akan tetapi desain yang bagus akan semakin menguntungkan dari segi biaya pembuatan, estetika, dan fungsionalitas.

h. Be strick when sending, tolerant when receiving :
Pada saat mengirimkan pesan, harus menurut aturan yang ketat ( seperti timing, jumlah bit data, tujuan, dsb ) akan tetapi hendaknya pada saat menerima data, data diterima semuanya dahulu baru diproses sesuai dengan nilai – nilai yang ada pada data. Hal ini dipakai guna mengatasi masalah transmisi yang masih ada di sepanjang jalur transmisi.

i. Think about scalability :
Pada suatu saat sistem harus bias digunakan oleh banyak client / user / wilayah / host tanpa mengubah desain utamanya.

j. Consider performance and cost :
Di sini system yang dibuat hendaknya menggunakan hardware yang tidak terlalu mahal.

•Ø Model OSI

Pada model OSI, prinsip – prinsip yang dipakai adalah :
a. Sebuah layer harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang berbeda.
b. Setiap layer harus memiliki fungsi – fungsi tertentu.
c. Fungsi setiap layer harus dipilih dengan teliti sesuai dengan ketentuan protocol
berstandar internasional.
d. Batas – batas layer harus dipilih untuk meminimalkan aliran informasi yang
melewati interface.
e. Jumlah layer harus cukup banyak, sehingga fungsi – fungsi yang berbeda tidak perlu
disatukan dalam satu layer di luar keperluanyya. Akan tetapi jumlah layer juga harus
diusahakan sesedikit mungkin sehingga pemakaian arsitektur jaringan tidak menjadi
sulit.

4. PROSES FRAGMENTASI
Fragmentasi yaitu proses pemecahan / pemisahan suatu data yang dikirim menurut MTU ( Maximum Transfer Unit ) dari suatu layer. Karena pada model OSI terdapat banyak layer, maka transmisi ini tidak efisien dan kurang “cepat”. Pengandaiannya jika tiap layer, hardwarenya berbeda – beda kecepatan, maka akan banyak fragmentasi yang terjadi dan mengurangi kecepatan. Sedangkan pada TCP/IP, proses fragmentasi relatif sedikit karena layernya “hanya” ada 4 dan fragmentasi biasanya terjai pada Network Interface Physical dan Internet.

5. KOMUNIKASI ANTAR LAYER
Dari gambar tersebut, nampak bahwa service dijalankan oleh layer application dan presentation (OSI) dan pada layer application (TCP/IP). Untuk communication dijalankan di layer session, transport dan network (OSI) dan pada layer transport serta internet (TCP/IP). Sedangkan untuk physical communicationnya dijalankan di layer data link dan physical (OSI) dan layer network interface physical (TCP/IP).

6. RELIABILITY CONTROL
Implementasi dari model OSI menekankan pada penyediaan layanan transfer data yang handal. Sedangkan pada TCP/IP reliability-nya ditekankan pada end-user. Pada model OSI, semua layernya medeteksi dan menangani error yang terjadi termasuk melakukan checksum. Sedangkan pada TCP/IP hal ini hanya dilakukan pada layer Transport saja, layer lain tidak bertanggungjawab pada pengecekan error. Lapisan transport pada TCP/IP menggunakan checksum, acknowledge, dan timeout untuk mengontrol transmisi dan menyediakan verifikasi end-to-end.

7. KESIAPAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI PENDUKUNG
Pada model OSI, dibuat layer-layernya untuk selanjutnya di implementasikan. Kebalikan dengan model OSI, TCP/IP lebih dahulu di implementasikan dan layeringnya dibuat kemudian. Beberapa implementasi OSI yang juga ‘dibawa’ ke model TCP / IP.




Sumber : www.amodeov.blogspot.com

Tidak ada komentar: