Senin, 12 Mei 2014

Nisfu Sya'ban



Malam Nisfu Sya’Ban atau Malam ke-15 pada bulan Sya’Ban
Suatu malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: “Hai A’isyah engkau tidak dapat bagian?”. Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama”. Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”. “Rasulullah yang lebih tahu”, jawabku. “Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki” (H.R. Baihaqi)
* * * * *
Pada malam tanggal 15 Sya’ban (Nisfu Sya’ban) telah terjadi peristiwa penting dalam sejarah perjuangan umat Islam yang tidak boleh kita lupakan sepanjang masa. Di antaranya adalah perintah memindahkan kiblat salat dari Baitul Muqoddas yang berada di Palestina ke Ka’bah yang berada di Masjidil Haram, Makkah pada tahun ke delapan Hijriyah.Sebagaimana kita ketahui, sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah yang menjadi kiblat salat adalah Ka’bah. Kemudian setelah beliau hijrah ke Madinah, beliau memindahkan kiblat salat dari Ka’bah ke Baitul Muqoddas yang digunakan orang Yahudi sesuai dengan izin Allah untuk kiblat salat mereka. Perpindahan tersebut dimaksudkan untuk menjinakkan hati orang-orang Yahudi dan untuk menarik mereka kepada syariat al-Quran dan agama yang baru yaitu agama tauhid.Tetapi setelah Rasulullah saw menghadap Baitul Muqoddas selama 16-17 bulan, ternyata harapan Rasulullah tidak terpenuhi. Orang-orang Yahudi di Madinah berpaling dari ajakan beliau, bahkan mereka merintangi Islamisasi yang dilakukan Nabi dan mereka telah bersepakat untuk menyakitinya. Mereka menentang Nabi dan tetap berada pada kesesatan.
Karena itu Rasulullah saw berulang kali berdoa memohon kepada Allah swt agar diperkenankan pindah kiblat salat dari Baitul Muqoddas ke Ka’bah lagi, setelah Rasul mendengar ejekan orang-orang Yahudi yang mengatakan, “Muhammad menyalahi kita dan mengikuti kiblat kita. Apakah yang memalingkan Muhammad dan para pengikutnya dari kiblat (Ka’bah) yang selama ini mereka gunakan?”
Ejekan mereka ini dijawab oleh Allah swt dalam surat al Baqarah ayat 143:
Dan kami tidak menjadikan kiblat yang menjadi kiblatmu, melainkan agar kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot…
Dan pada akhirnya Allah memperkenankan Rasulullah saw memindahkan kiblat salat dari Baitul Muqoddas ke Ka’bah sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 144.
Diantara kebiasaan yang dilakukan oleh umat Islam pada malam Nisfu Sya’ban adalah membaca surat Yasin tiga kali yang setiap kali diikuti doa yang antara lain isinya adalah:
“Ya Allah jika Engkau telah menetapkan aku di sisi-Mu dalam Ummul Kitab (buku induk) sebagai orang celaka atau orang-orang yang tercegah atau orang yang disempitkan rizkinya maka hapuskanlah ya Allah demi anugerah-Mu, kecelakaanku, ketercegahanku, dan kesempitan rizkiku..”
Bacaan Yasin tersebut dilakukan di masjid-masjid, surau-surau atau di rumah-rumah sesudah salat maghrib.
Sebagian dari orang-orang yang mengaku ahli ilmu telah menganggap ingkar perbuatan tersebut, menuduh orang-orang yang melakukannya telah berbuat bid’ah dan melakukan penyimpangan terhadap agama karena doa dianggap ada kesalahan ilmiyah yaitu meminta penghapusan dan penetapan dari Ummul Kitab. Padahal kedua hal tersebut tidak ada tempat bagi penggantian dan perubahan.
Tanggapan mereka ini kurang tepat, sebab dalam syarah kitab hadist Arbain Nawawi diterangkan bahwa takdir Allah swt itu ada empat macam:
  1. Takdir yang ada di ilmu Allah. Takdir ini tidak mungkin dapat berubah, sebagaimana Nabi Muhammad saw bersabda: “Tiada Allah mencelakakan kecuali orang celaka, yaitu orang yang telah ditetapkan dalam ilmu Allah Taala bahwa dia adalah orang celaka.”
  2. Takdir yang ada dalam Lauhul Mahfudh. Takdir ini mungkin dapat berubah, sebagaimana firman Allah dalam surat ar-Ra’du ayat 39 yang berarti: “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang dikehendaki, dan di sisi-Nyalah terdapat Ummul Kitab (Lauhul Mahfudz).” Dan telah diriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa beliau mengucapkan dalam doanya yaitu “Ya Allah jika engkau telah menetapkan aku sebagai orang yang celaka maka hapuslah kecelakaanku, dan tulislah aku sebagai orang yang bahagia”.
  3. Takdir dalam kandungan, yaitu malaikat diperintahkan untuk mencatat rizki, umur, pekerjaan, kecelakaan, dan kebahagiaan dari bayi yang ada dalam kandungan tersebut.
  4. Takdir yang berupa penggiringan hal-hal yang telah ditetapkan kepada waktu-waktu yang telah ditentukan. Takdir ini juga dapat diubah sebagaimana hadits yang menyatakan: “Sesungguhnya sedekah dan silaturrahim dapat menolak kematian yang jelek dan mengubah menjadi bahagia.” Dalam salah satu hadits Nabi Muhammad saw pernah bersabda, “Sesungguhnya doa dan bencana itu diantara langit dan bumi, keduanya berperang; dan doa dapat menolak bencana, sebelum bencana tersebut turun.”
Nabi Muhammad saw pada malam Nisfu Sya’ban berdoa untuk para umatnya, baik yang masih hidup maupun mati. Dalam hal ini Sayidah Aisyah RA meriwayatkan hadits:
“Sesungguhnya Nabi Muhammad saw telah keluar pada malam ini (malam Nisfu Sya’ban) ke pekuburan Baqi’ (di kota Madinah) kemudian aku mendapati beliau (di pekuburan tersebut) sedang memintakan ampun bagi orang-orang mukminin dan mukminat dan para syuhada.”
Banyak hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal, at-Tirmidzi, at-Tabrani, Ibn Hibban, Ibn Majah, Baihaqi, dan an-Nasa’i bahwa Rasulullah saw menghormati malam Nisfu Sya’ban dan memuliakannya dengan memperbanyak salat, doa, dan istighfar.
* * * * *
Keistimewaan Bulan Sya’Ban
(Dari Kitab Kelebihan Rejab, Sya`ban, Ramadhan, Ustaz Budiman Radhi)
1. Sabda Nabi s.a.w bermaksud: Apabila masuk bulan sya`ban, baikkanlah niatmu padanya, kerana kelebihan sya`ban atas segala bulan seperti kelebihanku atas kamu.(Al-hadis)
2. Barangsiapa berpuasa sehari pada bulan sya`ban, diharamkan Allah tubuhnya dari api neraka . Dia akan menjadi teman nabi Allah Yusuf a.s. di dalam syurga. Diberi pahala oleh Allah seperti pahala nabi Allah Ayob a.s dan nabi Daud a.s. Jika dia sempurnakan puasanya sebulan bulan sya`ban, dimudahkan Allah atasnya sakratul maut dan ditolakkan (terlepas) daripadanya kegelapan di dalam kubur, dilepaskan daripada huruhara Munkar dan Nakir, ditutup Allah keaibannya di hari Qiamat, dan diwajibkan Syurga baginya.(Al-hadis)
3. Barangsiapa berpuasa pada awal hari khamis pada bulan sya`ban dan akhir khamis daripada sya`ban, dimasukkan dia ke dalam Syurga. (Al-hadis dari kitab Al barkah).
4. Berkata Siti A`isyah r.a.h, bulan yang lebih dikasihi oleh Rasullullah s.a.w ialah bulan Sya`ban.
5. Sabda Nabi s.a.w: Sya`ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku. Sya`ban ialah mengkifaratkan (menghapuskan) dosa dan Ramadhan ialah menyucikan dosa (jasmani rohani).(Al-Hadis).
6. Sabda Nabi s.a.w : Bahawa puasa Sya`ban kerana membesarkan Ramadhan, siapa yang berpuasa tiga hari daripada bulan Sya`ban, kemudian dia berselawat atasku beberapa kali sebelum berbuka puasa, maka diampunkan oleh Allah dosanya yang telah lalu, diberkatkan rezekinya. Antara lain sabdanya lagi: Bahawa Allah ta`ala membukakan pada bulan itu tiga ratus pintu rahmat. (Al-Hadis).
7. Sabda Rasullullah s.a.w: Dinamakan Sya`ban kerana padanya terdapat kebajikan yang amat banyak, dan puasa yang lebih afdal sesudah (selain) Ramadhan ialah puasa bulan Sya`ban.(Al-hadis).
8. Sabda Nabi s.a.w: Bahawa kelebihan Rejab atas bulan -bulan yang lainnya seperti kelebihan Quran ke atas segala Qalam. Kelebihan Sya`ban atas bulan-bulan yang lainnya seperti kelebihan atas segala ambia(nabi-nabi). Kelebihan Ramadhan atas bulan yang lain seperti kelebihan Allah atas segala makhluknya. (Al-hadis)
9. Bulan Sya`ban, keagungan malamnya dengan malam nisfu Sya`ban, sepertimana keagungan Rejab dengan malam Israk Mikrajnya, dan keagungan Ramadhan dengan malam Lailatul Qadarnya. Maka pada malam Nisfu Sya`ban telah datang Jibril kepada Rasul s.a.w lalu katanya: Angkat kepalamu kelangit, itulah malam yang dibukakan Allah padanya tiga ratus pintu rahmat dan diampunkan Allah sekalian orang yang tiada menyekutukan (syirik) dengan-Nya sesuatu, kecuali tukang nujum, kekal di dalam zina, kekal minum arak, durhaka terhadap ibubapa.(Al-hadis)
10. Sabda Nabi s.a.w: Allah menilik kepada hamba-Nya pada malam Nisfu Sya`ban maka diampunkan dosa segala makhluknya melainkan orang syirik dan orang yang tiada bertutur dengan saudaranya.(Al-hadis)
11. Sabdanya lagi: Apabila pada malam Nisfu Sya`ban maka berjagalah kamu pada malamnya bersembahyang, beribadah, dan puasa kamu pada siangnya. Allah berfirman: Adakah orang yang meminta ampun maka Aku ampunkannya, adakah orang yang ditimpa bala` Aku a`fiatkannya. Adakah orang yang meminta rezeki maka Aku rezekikannya, demikianlah pertanyaan lainnya sehingga keluar fajar subuh. (Al-hadis)
12. Tersebut dalam kitab Al-berkat: Bahawa jin, burung, binatang-binatang buas, ikan di laut berpuasa mereka pada hari nisfu Sya`ban.
13. Tersebut di dalam kitab: Bahawa Jibril bersungguh-sungguh pada malam Nisfu Sya`ban menunaikan segala hajat. Maka datanglah Jibril kepada Rasullullah s.a.w kali keduanya, katanya: Ya Muhammad, gembirakanlah kamu bahawa Allah ta`ala telah mengampunkan segala umatmu orang yang tiada menyekutukan-Nya sesuatu. Angkatkan kepalamu, lalu Rasullullah s.a.w pun mengankatkan kepalanya, tiba-tiba terbuka segala pintu syurga. Dalam riwayat yang lain pula menyatakan terbuka segala pintu langit. Pada pintu langit pertama malaikat menyeru kemenangan bagi orang yang rukuk pada malan ini. Pada pintu langit yang kedua, malaikat menyeru kemenangan bagi orang yang sujud pada malam ini. Pada langit yang ketiga, malaikat menyeru kemenangan bagi orang yang minta doa pada malam ini. Pada pintu langit keempat, malaikat menyeru kemenangan bagi orang yang berzikir pada malam ini. Pada pintu langit kelima, malaikat menyeru kemenangan bagi orang yang menangis takutkan Allah subhanahuwa ta`ala pada malam ini. Pada pintu langit keenam, malaikat menyeru kemenangan bagi orang yang mengerjakan amal kebajikan pada malam ini. Dan pada pintu langit yang ketujuh, malaikat menyeru kemenangan bagi orang yang meminta, maka dikurniakan permintaannya itu, dan pada pintu langit yang kelapan malaikat menyeru: Adakah orang yang meminta ampun maka diampunkan baginya. Bertanya aku kepada Jibril, sampai bilakah terbukanya semua pintu ini (diterima doa), Jibril menjawab: Sehingga naik fajar subuh. Dan katanya lagi: Pada malam ini dimerdekakan hamba-Nya yang mukmin lelaki perempuan dari api neraka sebanyak bulu kambing bani kalab (bani kalab diantara orang-orang arab yang paling banyak memelihara kambing). Dalam satu riwayat yang lain pula bahawa Allah memerdekakan hamba-Nya daripada neraka sebanyak bintang-bintang dilangit dan sebanyak hari dunia dan malamnya. Pada malam inilah dihantarkan Allah akan jibril ke Syurga untuk menghiasi syurga.
14. Barangsiapa membaca,
(Tiada tuhan melainkan Allah, tiada kami sembah melainkan Dia, dengan ikhlas lagi teguh atas dasar agama (tauhid) walaupun dibenci oleh orang-orang kafir)
ditulis Allah baginya ibadat seribu tahun, dan dihapuskan daripadanya dosa seribu tahun, dan keluarnya dari kubur, mukanya seperti bulan purnama dan ditulis pada Allah taa`la orang benar siddiq (orang yang benar).
15. Allah tidak akan mengampunkan dosa pada malam nisfu sya`ban enam orang;
1) Orang yang kekal minum arak
2) Orang yang durhaka kepada ibubapa
3) Orang yang kekal dalam zina
4) Orang yang banyak berkelahi
5) Orang yang melakukan perjualannya dengan sumpah yang dusta
6) Orang yang memperlakukan orang supaya kelahi (Al-hadis).
16. Riwayat daripada Usman, sabda baginda Rasullullah s.a.w: Pada malam nisfu Sya`ban setelah berlaku 1/3 malamnya, Allah turun ke langit dunia lalu berfirman: Adakah orang-orang yang meminta maka Aku perkenankan permintaannya, adakah orang yang meminta ampun maka Aku ampunkannya, adakah orang yang bertaubat maka Aku taubatkan akannya, dan diampunkan bagi sekalian orang mukmin lelaki perempuan, melainkan orang yang berzina atau orang yang berdendam marah hatinya kepada saudaranya. (Al-hadis)
17. Sabda Nabi s.a.w: Ya A`isyah! Adakah engkau izinkan aku sembahyang pada malam ini? Jawab A`isyah: Ya, aku izinkan lalu nabi pun bersembahyanglah sepanjang malam nisfu Sya`ban itu, beliau sujud terlalu lama masanya, sehingga aku sangka beliau telah diambil ruhnya (mati), lalu aku tutupkannya dengan kain, aku letakkan tanganku di atas dua tapak kakinya. Maka bergerak ia, gembiralah aku kerana beliau masih bernafas lagi, dan aku dengar beliau membaca di dalam sujudnya:
(Aku berlindung dengan kemaafan Engkau daripada siksa Engkau, dan aku berlindung dengan keredhaan Engkau daripada kehinaan Engkau, dan aku berlindung dengan Engkau daripada kejahatan yang datang daripada Engkau, aku tiada terhingga memuji Engkau sepertimana Engkau memuji diri Engkau). Nabi menyuruh A`isyah mengamalkan doa ini dalan sujud. (Al-hadis)
18. Sesiapa sembahyang pada malam nisfu Sya`ban daripada umat Muhammad s.a.w terlebih afdal daripada ibadatnya 400 tahun. Demikian Allah memberi tahu kepada nabi Isa a.s lalu Isa a.s pun berdoa kepada tuhan: “Mudah-mudahan aku daripada umat Muhammad s.a.w”.
(Nabi Isa akan diturunkan di akhir zaman untuk menegakkan syiarkan Islam menentang orang musyrikin, insyaallah).
19. Telah disebut empat malam istimewa tentang beribadah (berbuat amal kebajikan), iaitu malam Nisfu Sya`ban, malam Aidil Fitri pertama, malam Aidil Adha pertama, dan malam Arafah. Disambungkan malam Lailatul Qadar kerana bahawasanya malam rahmat dan merdeka daripada api neraka. Sesiapa sepanjang malam Ramadhan atau sepanjang sepuluh yang terakhir daripada Ramadhan umat Muhammad s.a.w berlumba-lumba dalam ibadah dengan berjaga malamnya. Demikian pula saat mustajab doa pada hari jumaat. Demikian pula disambungkan Asma Allah Al Azdhim (nama Allah yang teragung) di dalam Asmaul Husna yang amat mustajabkan doa padanya.
Amalan pada malam Nisfu Sya`ban.
Apabila telah selesai sembahyang Maghrib, hendaklah bi baca surah “Yaa Sinn” dengan niatkan mohon panjangkan umur dalam mentaati Allah, kemudian dibaca doa-doanya. Kemudian dibacakan surah “Yaa Sinn” pula kali keduanya dengan diniatkan diluaskan Allah rezekinya yang halal dan diberkati-Nya, kemudian lalu dibacakan doa-doanya. Kemudian dibacakan surah “Yaa Sinn” kali ketiganya pula serta diniatkan minta ditetapkan iman dan mati dalam iman, kemudian dibacakan doa-doanya.

Asal Usul Dajjal


Dajjal adalah seorang manusia dari keturunan Yahudi. Dia bukan Jin atau apa jua makhluk lain selain ia sebagai manusia yg ditangguhkan ajalnya “Minal Munzharin” seperti halnya Nabi Isa as yg di angkat oleh Allah swt ke atas langit dan ditangguhkan kematiannya sehingga beliau nantinya turun semula ke atas muka bumi ini lalu beliau akan mati dan di kuburkan di Madinah AlMunawwarah. Sama juga halnya dgn Nabi Khidhir, para malaikat dan Iblis yg di tangguhkan kematian sehingga kiamat nanti. Dajjal; ayahnya seorang yg tinggi dan gemuk. Hidungnya seperti Paruh burung (kebiasaannya orang Yahudi memang berhidung sebegini).
Sedangkan Ibunya pula seorang perempuan gemuk dan banyak dagingnya. Menurut Imam Al Barzanji ada pendapat mengatakan bahawa asal keturunan bapanya ialah seorang Dukun Yahudi yg di kenali dgn “syaqq” manakala ibunya adalah dari bangsa Jin. Ia hidup di zaman Nabi Sulaiman a.s dan mempunyai hubungan dengan makhluk halus. Lalu oleh Nabi Sulaiman ia akhirnya ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara.
Walau bagaimanapun kelahiran dan kehidupan masa kecil tidak diketahui dgn jelas. Sifat Badannya Hadis Huzaifah r.a katanya: Rasulullah s.a.w. telah bersabda: Dajjal ialah orang yang buta sebelah matanya iaitu sebelah kiri, lebat (panjang) rambutnya serta dia mempunyai Syurga dan Neraka. Nerakanya itu merupakan Syurga dan Syurganya pula ialah Neraka (Hadis Sahih Muslim)
Ada beberapa ciri perawakan Dajjal yg disebutkan dalam Hadis Rasulullah S.a.w, diantaranya: Seorang yg kelihatannya masih muda, berbadan besar dan agak kemerah-merahan, rambutnya kerinting dan tebal. Kelihatan dari belakang seolah-olah dahan kayu yg rimbun. Dan tandanya yg paling ketara sekali ada dua; Pertama: Buta mata kirinya dan kelihatan seperti buah kismis yg kecut, manakala mata kanannya tertonjol keluar kehijau-hijauan berkelip-kelip laksana bintang. Jadi kedua-dua matanya adalah cacat. Kedua: Tertulis didahinya tulisan “Kafir (Kaf-Fa-Ra)”. Tulisan ini dapat dibaca oleh setiap org Islam, sama ada ia pandai membaca atau tidak.
Mengikut hadis riwayat At-Thabrani, kedua-dua tanda ini menjelma dalam diri Dajjal setelah ia mengaku sebagai Tuhan. Adapun sebelum itu, kedua-dua tanda yang terakhir ini belum ada pada dirinya. Dan selanjutnya kita dapat mengetahuinya dari kisah Tamim Ad Dari yang telah bertemu dengan Dajjal itu di sebuah pulau.. Tempat Tinggalnya Sekarang Menurut riwayat yg sahih yg disebutkan dalam kitab “Shahih Muslim”, bahawa Dajjal itu sudah wujud sejak beberapa lama. Ia dirantai di sebuah pulau dan ditunggu oleh seekor binatang yg bernama “Al-Jassasah”. Terdapat hadis panjang mengenainya. Daripada Hadis ini jelaslah bagi kita bahawa Dajjal itu telah ada dan ia menunggu masa yg diizinkan oleh Allah swt utk keluar menjelajah permukaan bumi ini dan tempat “transitnya” itu ialah di sebelah Timur bukan di Barat.
Ada pendapat mengatakan sekarang Dajjal tinggal di kerajaan iblis dan jin di Segitiga Bermuda dan selalu keluar dengan menaiki kenderaan piring terbang yang dikenali umum sebagai UFO dan sentiasa berurusan dengan pemimpin-pemimpin besar dunia. Akhir-akhir ini, pernah juga kelihatan piring-piring terbang UFO ini muncul di bandar Vatican (pusat Katolik dunia), Rome, Italy.
Berapa lama ia akan hidup setelah kemunculannya Dajjal akan hidup setelah ia memulakan cabarannya kepada umat ini, selama empat puluh hari sahaja. Namun begitu, hari pertamanya adalah sama dgn setahun dan hari kedua sama dengan sebulan dan ketiga sama dengan satu minggu dan hari-hari baki lagi sama seperti hari-hari biasa. Jadi keseluruhan masa Dajjal membuat fitnah dan kerosakan itu ialah 14 bulan dan 14 hari. Dalam Hadis riwayat Muslim ada disebutkan: Kami bertanya: “Wahai Rasulullah! Berapa lamakah ia akan tinggal di muka bumi ini? Nabi saw, menjawab: Ia akan tinggal selama empat puluh hari. Hari yg pertama seperti setahun dan hari berikutnya seperti sebulan dan hari ketiga seperti seminggu. Kemudian hari yg masih tinggal lagi (iaitu 37 hari) adalah sama seperti hari kamu yg biasa.
Lalu kami bertanya lagi: Wahai Rasulullah saw! Di hari yg panjang seperti setahun itu, apakah cukup bagi kami hanya sembahyang sehari sahaja (iaitu 5 waktu sahaja). Nabi saw menjawab: Tidak cukup. Kamu mesti mengira hari itu dgn menentukan kadar yg bersesuaian bagi setiap sembahyang..” Maksud sabda Rasulullah S.a. w, ini ialah supaya kita mengira jam yg berlalu pada hari itu. Bukan mengikut perjalanan matahari seperti biasanya kita lakukan. Misalnya sudah berlalu tujuh jam selepas sembahyang Subuh pada hari itu maka masuklah waktu sembahyang Zohor, maka hendaklah kita sembahyang Zohor, dan apabila ia telah berlalu selepas sembahyang Zohor itu tiga jam setengah misalnya, maka masuklah waktu Asar, maka wajib kita sembahyang Asar. Begitulah seterusnya waktu Sembahyang Maghrib, Isyak dan Subuh seterusnya hingga habis hari yg panjang itu sama panjangnya dgn masa satu tahun dan bilangan sembahyang pun pada sehari itu sebanyak bilangan sembahyang setahun yg kita lakukan. Begitu juga pada hari Kedua dan ketiga.

Kelebihan Puasa 6 Hari Di Bulan Syawal



Bismillahirohmanirohim
Rasulullah s.a.w. bersabda; 

(“من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر”   - ( رواه مسلم فى صحيحه)
[Sesiapa yg berpuasa di bulan Ramadhan, yg kemudiannya diikuti dgn puasa enam hari di bulan Syawal maka ianya seakan berpuasa setahun penuh].
Demikian ganjaran yg ditawarkan Allah s.w.t. kpd seseorang yg menyempurnakan  puasa enam hari di bulan Syawal sesudah Ramadhan, dgn fadhilah dan kelebihan yg sangat besar;  menggambarkan seolah-olahnya ia berpuasa sepanjang tahun.
Ganjaran pahala setahun itu, dilihat dari sudut setiap satu kebajikan  yg dilakukan, akan dibalas  dgn sepuluh kali ganda pahala, maka satu bulan Ramadhan  berpuasa, samalah dgn 10 bulan lamanya, dan ketika ditambah dgn enam hari puasa,  bersamaan dgn 60 hari atau 2 bulan ganjaran pahala puasa diperoleh kelak,  maka jelas jumlah  perkiraan masa menjadi 12 bulan atau genap setahun.
Ganjaran pahala  itu bagaimanapun, dianugerahi kpd mereka yg cukup bilangan puasa  Ramadhan, dan jika tercicir puasanya atas sebab-sebab syar’ie maka tanggongan mengisi semula atau menkodho’kan hari yg tercicir itu hendaklah disempurnakan terlebih dahulu sebelum mengamalkan puasa enam.
Apakah puasa enam itu harus dilakukan berterusan? Hakikatnya, puasa enam hari secara berterusan, bermula di Syawal kedua, adalah seafdhalnya, namun diharuskan penyempurnaan puasa itu, dimulai pada hari-hari lain, secara berterusan
ataupun  berselang-seli, dan tentu sekali tidak melepasi bulan Syawal.
Hikmah disebalik puasa enam ini ialah membuaknya  rangsangan iman dan taqwa serta keghairahan utk mendekatkan diri kpd Allah s.w.t., melalui amalan sunnah yg berpanjangan pahalanya, selain terputik  semacam  kepuasan hati dlm diri atas kemampuan berpuasa sepanjang tahun,  dari satu Ramadhan kesatu Ramadhan yg lain.
Ibadah di bulan Ramadhan kiranya dibalas oleh Allah s.w.t. dgn curahan  maghfirah, rahmah dan barakah yg melimpah-ruah maka berpuasa di bulan Syawal pula adalah  manifestasi  kesyhukuran atas ne’mat ibadah yg dianugerahi oleh Allah sepanjang bulan Ramadhan al-Mubarak itu  – semoga anugerah Allah s.w.t. sedemikian itu hendaknya  berterusan dimasa-masa akan datang – Amin!  Wa’llahu a’lam.
Sumber : http://mariberdoa.wordpress.com/