Sabtu, 15 Maret 2014

PROTOKOL JARINGAN







1. PROTOKOL NETWARE
2. PROTOKOL UDP
3. SEJARAH DAN ARSITEKTURE TCP/IP
4. PERBANDINGAN MODEL OSI DENGAN TCP/IP
5. PROTOKOL PADA JARINGAN PEER TO PEER
6. SETTING IP PADA WINDOWS DAN LINUX



1.      NETWARE
      NetWare berkembang dari konsep yang sangat sederhana: file sharing, bukan disk berbagi. Pada tahun 1983 ketika pertama versi NetWare dirancang, semua produk lainnya bersaing didasarkan pada konsep berbagi langsung menyediakan akses disk. Novell alternatif dari pendekatan telah divalidasi oleh IBM pada tahun 1984 dan membantu mempromosikan produk mereka. Dengan Novell NetWare, ruang disk yang dipakai bersama-sama dalam bentuk NetWare volumes, dibandingkan volume ke DOS. Klien menjalankan MS-DOS akan menjalankan khusus menghentikan dan tinggal penduduk (tsr) program yang memungkinkan mereka untuk peta lokal huruf drive ke volume NetWare. Klien harus masuk ke server untuk bisa mengembangkan peta volume, dan akses dapat dibatasi sesuai dengan nama login. Demikian pula, mereka dapat terhubung ke printer bersama berdedikasi pada server, dan cetak seperti printer yang terhubung secara lokal. Pada akhir 1990-an, dengan konektivitas Internet booming, Internet’s TCP / IP protokol menjadi dominan di Lans. Novell telah memperkenalkan terbatas TCP / IP dukungan terhadap klien file dan layanan cetak biasanya terkait dengan NetWare telah diperkenalkan di NetWare v5.0 (dirilis pada 1998). Pada awal-ke-pertengahan tahun 1980-an Microsoft memperkenalkan mereka sendiri dalam sistem LAN LAN Manager berdasarkan bersaing NBF protokol. Awal dalam upaya untuk otot pada NetWare tidak berhasil, tetapi ini berubah dengan masuknya perbaikan jaringan dukungan pada Windows untuk Workgroups, dan kemudian sangat sukses Windows NT dan Windows 95. NT, terutama yang mirip dengan layanan yang ditawarkan oleh NetWare, tetapi pada suatu sistem yang juga bisa digunakan pada desktop, dan lainnya yang terhubung langsung ke desktop Windows NBF adalah dimana sekarang hampir universal.
                  Efisiensi NetWare Core Protocol (NCP)
 Kebanyakan protokol jaringan yang digunakan pada saat NetWare dikembangkan tidak mempercayai jaringan untuk menyampaikan pesan. J khas membaca file klien akan bekerja seperti ini:
      1. Membaca klien mengirimkan permintaan ke server
      2. Server mengakui permintaan
      3. Klien mengakui sambutan
      4. Server akan mengirimkan data yang diminta ke klien
      5. Klien mengakui data
      6. Server mengakui penghargaan.

In contrast, NCP was based on the idea that networks worked perfectly most of the time, so the reply to a request served as the acknowledgement. Here is an example of a client read request using this model:
1.      Client sends read request to server
2.      Server sends requested data to client
All requests contained a sequence number, so if the client didn’t receive a response within an appropriate amount of time it would re-send the request with the same sequence number. If the server had already processed the request it would resend the cached response, if it had not yet had time to process the request it would only send a “positive acknowledgement”. The bottom line to this ‘trust the network’ approach was a 2/3 reduction in network traffic and the associated latency.

Xerox Network Services
Xerox Network Services (umum XNS) adalah sebuah protokol suite promulgated oleh Xerox, yang disediakan routing dan pengiriman paket, serta fungsi tingkat tinggi seperti streaming yang handal, dan jauh prosedur panggilan. Pada satu titik itu adalah kanonik protokol jaringan area lokal , disalin ke beberapa derajat oleh hampir semua sistem jaringan yang digunakan pada tahun 1980-an dan 90s (walaupun ia sedikit dampak pada TCP / IP). Selama tahun 1980 telah digunakan oleh XNS dan 3COM (dengan modifikasi) sejumlah sistem komersial lain yang menjadi lebih sering daripada XNS sendiri, termasuk Ungermann-Net Bass / Satu, Novell NetWare, dan Banyan VINES. Ia dikembangkan di Xerox PARC dalam awal tahun 1980-an, berdasarkan berat pada awal (dan sangat berpengaruh) PARC Universal Packet (pup) protokol suite ada dilakukan pada akhir tahun 1970-an; beberapa protokol dalam suite XNS telah dimodifikasi ringan versi yang pup di kamar. XNS dimaksudkan untuk menjadi komersial keturunan penelitian / pengembangan berorientasi PUP.
Yang Utama adalah protokol lapisan internetwork IDP, Internet Datagram Protocol. IDP adalah keturunan dekat pup dari internetwork protokol, dan kira-kira terkait dengan IP (Internet Protocol) di lapisan TCP / IP. Didesain dari awal untuk melengkapi Ethernet Local Area Network (juga dikembangkan oleh Xerox), yang penuh XNS alamat jaringan terdiri dari 32-bit nomor jaringan, yang 48-bit alamat host, dan 16-bit socket nomor; host alamat biasanya host dari alamat MAC. Jaringan nomor memiliki nilai khusus tertentu yang berarti ‘jaringan ini’, untuk digunakan oleh host yang tidak (belum) tahu nomor jaringan mereka. Tidak seperti TCP / IP, socket bidang merupakan bagian dari jaringan lengkap alamat IDP di kepala, jadi yang lapisan atas protokol tidak perlu melaksanakan sendiri demultiplexing; IDP juga disertakan jenis paket (lagi, tidak seperti IP). IDP juga checksum yang meliputi seluruh paket, tetapi opsional, tidak wajib.
IDP paket telah sampai dengan 576 bytes panjang (termasuk 30 byte header IDP), lebih kecil daripada IP (semua host yang diperlukan untuk mendukung minimal 576, tetapi mendukung paket sampai 65K byte). Masing-masing pasangan pup host pada jaringan tertentu mungkin menggunakan paket-paket yang lebih besar, namun tidak ada pup router yang diperlukan untuk menangani mereka, dan tidak ada mekanisme yang ditetapkan untuk mengetahui jika campur router akan mendukung paket-paket besar. Juga, tidak dapat paket-bagi, seperti di IP. XNS juga menyertakan sederhana echo protokol di lapisan internetwork, mirip dengan IP dari ping, tetapi beroperasi pada tingkat yang lebih rendah. RIP, seorang keturunan dari pup Gateway Informasi Protokol ini digunakan sebagai router sistem pertukaran informasi, dan (sedikit diubah agar sesuai dengan sintaks yang lainnya alamat protokol suite), hari ini masih digunakan dalam protokol suite.

Ether Talk
 EtherTalk merupakan implementasi dari IEEE ( Institute of Electrical dan Electronics Engineers) 802,3 Ethernet standar untuk komputer Apple Macintosh. EtherTalk Adapters disediakan oleh Apple termasuk media untuk Adapters tipis kawat koaksial, twisted-pasangan kabel, dan kabel fiber optik. Card yang disebut Ethernet NuBus (NB) kartu untuk Macintosh IIS atau kartu Ethernet LC untuk Macintosh LCS. Eksternal adaptor juga tersedia untuk non-NuBus sistem. It attaches ke SCSI (Small Computer Sistem Interface) port.
  Sumber : http://kunalnuryadi.wordpress.com/netware/




2.      PROTOKOL UDP

UDP, singkatan dari User Datagram Protocol, adalah salah satu protokol lapisan transpor TCP/IP yang mendukung komunikasi yang tidak andal (unreliable), tanpa koneksi (connectionless) antara host-host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP.
UDP memiliki karakteristik-karakteristik berikut:
·         Connectionless (tanpa koneksi): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan tanpa harus dilakukan proses negosiasi koneksi antara dua host yang hendak bertukar informasi.
·         Unreliable (tidak andal): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan sebagai datagram tanpa adanya nomor urut atau pesanacknowledgment. Protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus melakukan pemulihan terhadap pesan-pesan yang hilang selama transmisi. Umumnya, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP mengimplementasikan layanan keandalan mereka masing-masing, atau mengirim pesan secara periodik atau dengan menggunakan waktu yang telah didefinisikan.
·         UDP menyediakan mekanisme untuk mengirim pesan-pesan ke sebuah protokol lapisan aplikasi atau proses tertentu di dalam sebuah host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP. Header UDP berisi field Source Process Identification dan Destination Process Identification.
·         UDP menyediakan penghitungan checksum berukuran 16-bit terhadap keseluruhan pesan UDP.
UDP tidak menyediakan layanan-layanan antar-host berikut:
·         UDP tidak menyediakan mekanisme penyanggaan (buffering) dari data yang masuk ataupun data yang keluar. Tugas buffering merupakan tugas yang harus diimplementasikan oleh protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP.
·         UDP tidak menyediakan mekanisme segmentasi data yang besar ke dalam segmen-segmen data, seperti yang terjadi dalam protokol TCP. Karena itulah, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus mengirimkan data yang berukuran kecil (tidak lebih besar dari nilai Maximum Transfer Unit/MTU) yang dimiliki oleh sebuah antarmuka di mana data tersebut dikirim. Karena, jika ukuran paket data yang dikirim lebih besar dibandingkan nilai MTU, paket data yang dikirimkan bisa saja terpecah menjadi beberapa fragmen yang akhirnya tidak jadi terkirim dengan benar.
·         UDP tidak menyediakan mekanisme flow-control, seperti yang dimiliki oleh TCP.

Port UDP

Seperti halnya TCP, UDP juga memiliki saluran untuk mengirimkan informasi antar host, yang disebut dengan UDP Port. Untuk menggunakan protokol UDP, sebuah aplikasi harus menyediakan alamat IP dan nomor UDP Port dari host yang dituju. Sebuah UDP port berfungsi sebagai sebuah multiplexed message queue, yang berarti bahwa UDP port tersebut dapat menerima beberapa pesan secara sekaligus. Setiap port diidentifikasi dengan nomor yang unik, seperti halnya TCP, tetapi meskipun begitu, UDP Port berbeda dengan TCP Port meskipun memiliki nomor port yang sama. Tabel di bawah ini mendaftarkan beberapa UDP port yang telah dikenal secara luas.

UDP, berbeda dengan TCP yang memiliki satuan paket data yang disebut dengan segmen, melakukan pengepakan terhadap data ke dalam pesan-pesan UDP (UDP Messages). Sebuah pesan UDP berisi header UDP dan akan dikirimkan ke protokol lapisan selanjutnya (lapisan internetwork) setelah mengepaknya menjadi datagram IP. Enkapsulasi terhadap pesan-pesan UDP oleh protokol IP dilakukan dengan menambahkan header IP dengan protokol IP nomor 17 (0x11). Pesan UDP dapat memiliki besar maksimum 65507 byte: 65535 (216)-20 (ukuran terkecil dari header IP)-8 (ukuran dari header UDP) byte. Datagram IP yang dihasilkan dari proses enkapsulasi tersebut, akan dienkapsulasi kembali dengan menggunakan header dan trailer protokol lapisan Network Interface yang digunakan oleh host tersebut.
Dalam header IP dari sebuah pesan UDP, field Source IP Address akan diset ke antarmuka host yang mengirimkan pesan UDP yang bersangkutan; sementara field Destination IP Address akan diset ke alamat IP unicast dari sebuah host tertentu, alamat IP broadcast, atau alamat IP multicast.

3.     Sejarah Dan Arsitektur TCP/IP 
dimulainya dari lahirnya ARPANET yaitu jaringan paket switching digital yang didanai oleh DARPA (Defence Advanced Research Projects Agency) pada tahun 1969. Sementara itu ARPANET terus bertambah besar sehingga protokol yang digunakan pada waktu itu tidak mampu lagi menampung jumlah node yang semakin banyak. Oleh karena itu DARPA mendanai pembuatan protokol komunikasi yang lebih umum, yakni TCP/IP. Ia diadopsi menjadi standard ARPANET pada tahun 1983.
Untuk memudahkan proses konversi, DARPA juga mendanai suatu proyek yang mengimplementasikan protokol ini ke dalam BSD UNIX, sehingga dimulailah perkawinan antara UNIX dan TCP/IP. Pada awalnya internet digunakan untuk menunjukan jaringan yang menggunakan internet protocol (IP) tapi dengan semakin berkembangnya jaringan, istilah ini sekarang sudah berupa istilah generik yang digunakan untuk semua kelas jaringan. Internet digunakan untuk menunjuk pada komunitas jaringan komputer worldwide yang saling dihubungkan dengan protokol TCP/IP.
Perkembangan TCP/IP yang diterima luas dan praktis menjadi standar defacto jaringan komputerberkaitan dengan ciri-ciri yang terdapat pada protokol itu sendiri yang merupakan keunggulun dari TCP/IP, yaitu :

=>Perkembangan protokol TCP/IP
menggunakan standar protokol terbuka sehingga tersedia secara luas. Semua orang bisa mengembangkan perangkat lunak untuk dapat berkomunikasi menggunakan protokol ini. Hal ini membuat pemakaian TCP/IP meluas dengan sangat cepat, terutama dari sisi pengadopsian oleh berbagai sistem operasi dan aplikasi jaringan.

=>Tidak tergantung pada
perangkat keras atau sistem operasi jaringan tertentu sehingga TCP/IP cocok untuk menyatukan bermacam macam network, misalnya Ethernet, token ring, dial-up line, X-25 net dan lain lain.

=>Cara pengalamatan bersifat unik
dalam skala global, memungkinkan komputer dapat mengidentifikasi secara unik komputer yang lain dalam seluruh jaringan, walaupun jaringannya sebesar jaringan worldwide Internet. Setiap komputer yang tersambung dengan jaringan TCP/IP (Internet) akan memiliki address yang hanya dimiliki olehnya.

=>TCP/IP memiliki fasilitas
routing dan jenis-jenis layanan lainnya yang memungkinkan diterapkan pada internetwork.

Arsitektur dan Protokol Jaringan TCP/IP
Dalam arsitektur jaringan komputer, terdapat suatu lapisan-lapisan ( layer ) yang memiliki tugas spesifik serta memiliki protokol tersendiri. ISO (International Standard Organization) telah mengeluarkan suatu standard untuk arsitektur jaringan komputer yang dikenal dengan nama Open System Interconnection ( OSI ). Standard ini terdiri dari 7 lapisan protokol yang menjalankan fungsi komunikasi antara 2 komputer. Dalam TCP/IP hanya terdapat 5 lapisan sbb :

Arsitektur TCP/IP
=>Application Layer
=>Transport Layer
=>Internet Layer
=>Network Access Layer
=>Physical Layer

Arsitektur OSI
=>Application Layer
=>Presentation Layer
=>Session Layer
=>Transport Layer
=>Network Layer
=>Data Link Layer
=>Physical Layer
Poin diatas merupakan perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP
Walaupun jumlahnya berbeda, namun semua fungsi dari lapisan-lapisan arsitektur OSI telah tercakup oleh arsitektur TCP/IP. Adapun rincian fungsi masing-masing layer arsitektur TCP/IP adalah sbb :

=>Physical Layer (lapisan fisik)
Merupakan lapisan terbawah yang mendefinisikan besaran fisik seperti media komunikasi, tegangan, arus, dsb. Lapisan ini dapat bervariasi bergantung pada media komunikasi padajaringan yang bersangkutan. TCP/IP bersifat fleksibel sehingga dapat mengintegralkan mengintegralkan berbagai jaringan dengan media fisik yang berbeda-beda.

=>Network Access Layer
Mempunyai fungsi yang mirip dengan Data Link layer pada OSI. Lapisan ini mengatur penyaluran data frame-frame data pada media fisik yang digunakan secara handal. Lapisan ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi kesalahan dari data yang ditransmisikan. Beberapa contoh protokol yang digunakan pada lapisan ini adalah X.25 jaringan publik, Ethernet untuk jaringan Etehernet, AX.25 untuk jaringan Paket Radio dsb.

=>Internet Layer
Mendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua pihak yang berada pada jaringanyang berbeda seperti Network Layer pada OSI. Pada jaringan Internet yang terdiri atas puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya dimana pun berada. Oleh karena itu, lapisan ini memiliki peranan penting terutama dalam mewujudkan internetworking yang meliputi wilayah luas (worldwide Internet). Beberapa tugas penting pada lapisan ini adalah :

    =>Addressing, yakni melengkapi setiap datagram dengan alamat Internet dari tujuan. Alamat pada protokol inilah yang dikenal dengan Internet Protocol Address ( IP Address). Karena pengalamatan (addressing) pada jaringan TCP/IP berada pada level ini (software), makajaringan TCP/IP independen dari jenis media dan komputer yang digunakan.
    
     =>Routing,  yakni menentukan ke mana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan yang diinginkan. Fungsi ini merupakan fungsi terpenting dari Internet Protocol (IP). Sebagai protokol yang bersifat connectionless, proses routing sepenuhnya ditentukan oleh jaringan. Pengirim tidak memiliki kendali terhadap paket yang dikirimkannya untuk bisa mencapai tujuan. Router-router pada jaringan TCP/IP lah yang sangat menentukan dalam penyampaian datagram dari penerima ke tujuan.
=>Transport Layer
Mendefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data antara end to end host secara handal.Lapisan ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima adalah sama dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim. Untuk itu, lapisan ini memiliki beberapa fungsi penting antara lain :
    
    =>Flow Control. Pengiriman data yang telah dipecah menjadi paket-paket tersebut harus diatur sedemikian rupa agar pengirim tidak sampai mengirimkan data dengan kecepatan yang melebihi kemampuan penerima dalam menerima data.
    
     =>Error Detection, Pengirim dan penerima juga melengkapi data dengan sejumlah informasi yang bisa digunakan untuk memeriksa data yang dikirimkan bebas dari kesalahan. Jika ditemukan kesalahan pada paket data yang diterima, maka penerima tidak akan menerima data tersebut. Pengirim akan mengirim ulang paket data yang mengandung kesalahan tadi. Namun hal ini dapat menimbulkan delay yang cukup berarti.
Pada TCP/IP, protokol yang dipergunakan adalah Transmission Control Protocol (TCP) atau User Datagram Protocol ( UDP ). TCP dipakai untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan keandalan data, sedangkan UDP digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan panjang paket yang pendek dan tidak menuntut keandalan yang tinggi. TCP memiliki fungsi flow control dan error detection dan bersifat connection oriented. Sebaliknya pada UDP yang bersifat connectionless tidak ada mekanisme pemeriksaan data dan flow control, sehingga UDP disebut juga unreliable protocol.
Untuk beberapa hal yang menyangkut efisiensi dan penyederhanaan, beberapa aplikasi memilih menggunakan UDP sebagai protokol transport. Contohnya adalah aplikasi database yang hanya bersifat query dan response, atau aplikasi lain yang sangat sensitif terhadap delay seperti video conference. Aplikasi seperti ini dapat mentolerir sedikit kesalahan (gambar atau suara masih bisa dimengerti), namun akan tidak nyaman untuk dilihat jika terdapat delay yang cukup berarti.

=>Application Layer
merupakan lapisan terakhir dalam arsitektur TCP/IP yang berfungsi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat banyak protokol pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP yang dapat dijalankan. Contohnya adalah SMTP ( Simple Mail Transfer Protocol ) untuk pengiriman e-mail, FTP (File Transfer Protocol) untuk transfer file, HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk aplikasi web, NNTP (Network News Transfer Protocol) untuk distribusi news group dan lain-lain. Setiap aplikasi pada umumnya menggunakan protokol TCP dan IP, sehingga keseluruhan keluarga protokol ini dinamai denganTCP/IP.

Sumber : http://infoproindo.blogspot.com/

4.      PERBANDINGAN MODEL OSI DENGAN TCP/IP
Untuk membandingkan kedua model tersebut, saya meninjau dari beberapa faktor, di antaranya :
1.      Latar belakang/sejarah
2.      Layer/lapis
3.      Design philosophy
4.      Proses fragmentasi
5.      Komunikasi antar Layer
6.      Reliability control
7.      Kesiapan infrastruktur teknologi pendukung

·         . LATAR BELAKANG /SEJARAH
Menurut sejarahnya model TCP/IP telah lama diimplementasikan dahulu sebelum OSI.  TCP/IP diimplementasikan dahulu baru kemudian modelnya dibuat sehingga muncullah banyak versi tentang model TCP/IP. Banyaknya versi menimbulkan kerancuan dalam pengembangan jaringan computer berbasiskan TCP/IP. Misalnya saja untuk keperluan yang sama suatu hardware jaringan perlu dibuat dengan spesifikasi yang berbeda-beda untuk keperluan yang sama. Dahulu pada era 70-an, banyak perusahaan software maupun hardware yang membuat System Network Architektur (SNA), yang antara lain IBM, Digital, Sperry, Burough dsb. Tentunya masing – masing perusahaan tersebut membuat aturan – aturan sendiri yang satu sama lain tidak sama, misalkan IBM mengembangkan SNA yang hanya memenuhi kebutuhan komputer – komputer IBM. Dari sini kemudian timbul masalah misalkan jaringan computer menggunakan SNA produk IBM ingin dihubungkan dengan SNA produk Digital tentunya tidak bisa, hal ini disebabkan protokolnya tidak sama. Analoginya, misalkan anda berbicara dengan bahasa jawa, tentunya akan dimengerti pula orang lain yang juga bisa berbahasa Jawa, misalkan anda berbicara dengan orang Sunda apakah bahasa anda bisa diterima oleh orang tersebut? tentunya tidak? Masalah ini bisa diselesaikan jika anda berbicara menggunakan bahasa standar yang tentunya bisa dimengerti lawan bicara anda. Menghadapi kenyataan ini, kemudian The International Standard Organization (ISO) pada sekitar tahun 1980-an, meluncurkan sebuah standar model referensi yang berisi cara kerja serangkaian protokol SNA. Model referensi ini selanjutnya dinamakan Open System Interconnection (OSI).
Pada kenyataannya, meskipun secara de jure setiap model referensi harus mendekati model referensi OSI, namun pada kenyataannya model referensi TCP / IP lebih banyak dipakai. Model ini telah beredar luas dan dipakai di banyak tempat, seperti Indonesia sendiri.

·         LAYER/LAPIS
Dari table tersebut nampak bahwa layer pada OSI lebih banyak yakni berjumlah 7 layer, sedangkan TCP/IP hanya berjumlah 4 layer. Dapat pula kita lihat bahwa fungsi yang dijalankan layer 5,6,7 (OSI) serupa dengan layer application pada TCP/IP. Begitu juga dengan layer 4 (OSI) dan layer transport. Layer 3 (OSI) dengan layer internet pada TCP/IP serta layer 2,1 (OSI) dengan layer network access pada TCP/IP. OSI memiliki lebih banyak layer sebab selain standar baku namun berfungsi pula untuk memudahkan dalam pembelajaran jaringan. Struktur layer yang ada di atas ada hanya untuk menjelaskan implementasi yang sudah ada dan digunakan.
Untuk memahami lebih lanjut mengenai deskripsi dan fungsi dari tiap layer kita simak pembahasan berikut ini :
A. Model OSI
Application Layer (Lapisan Aplikasi) :
adalah yang paling “cerdas”, gateway berada pada layer ini. Gateway melakukan pekerjaan yang sama seperti sebuah router, tetapi ada perbedaan diantara mereka. Layer Application adalah penghubung utama antara aplikasi yang berjalan pada satu komputer dan resources network yang membutuhkan akses padanya. Layer Application adalah layer dimana user akan beroperasi padanya, protocol seperti FTP, telnet, SMTP, HTTP, POP3 berada pada layer Application.
Fungsi :
·         Menentukan partner komunikasi,
·         Menentukan ketersediaan resource,
·         Sinkronisasi komunikasi.
Contoh :
·         Telnet, FTP, SMTP (TCP/IP suit),
·         OSI Common Management Information Protocol (CMIP).

Presentation Layer (Lapisan Presentasi) :
Bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan diformat untuk transfer data. Contoh konversi format text ASCII untuk dokumen, .gif dan JPG untuk gambar. Layer ini membentuk kode konversi, translasi data, enkripsi dan konversi.
Fungsi :
Menyediakan fungsi pengkodean dan konversi untuk data dari application layer menjamin data yang berasal dari application layer suatusistem dapat dibaca oleh application layer di sistem yang lain.
Contoh :
·         Format representasi data: EBDIC, ASCII,
·         Skema kompresi : QuicTime, MPEG,
·         Enkripsi.

·         Session Layer (Lapisan Session) :
Menentukan bagaimana dua terminal menjaga, memelihara dan mengatur koneksi,- bagaimana mereka saling berhubungan satu sama lain, menetapkan, mengatur, dan menghentikan sesi antara dua host yang berkomunikasi.
Session komunikasi terdiri atas permintaan layanan (service request) dan tanggapan layanan (service response) yang terjadi antara aplikasi yang berlokasi pada device jaringan yang berbeda.
Fungsi :
membuat segment data pada sistem host yang mengirim kemudian mengumpulkan kembali menjadi aliran data pada sistem host yang menerima. Secara khusus session layer menjamin transport antara dua host. Dalam menyediakan pelayanan komunikasi, session layer menetapkan, menjaga dan menghentikan sirkuit virtual. Dalam menyediakan reliable service, session layer menggunakan transport error detection-dan-recovery serta information flow control. Jika ingin mengingat session layer dalam beberapa kata, pikirkan tentang quality of service dan reliability.
Contoh : CCITT X.225.

·         Layer transport data (Lapisan Transport) :
Menggunakan protocol seperti UDP, TCP dan/atau SPX (Sequence Packet eXchange, yang satu ini digunakan oleh NetWare, tetapi khusus untuk koneksi berorientasi IPX). Layer transport adalah pusat dari mode-OSI. Layer ini menyediakan transfer yang reliable dan transparan antara kedua titik akhir, layer ini juga menyediakan multiplexing, kendali aliran dan pemeriksaan error serta memperbaikinya.
·         Transport Layer :
• Menerapkan layanan transport data andal yang transparan terhadap upper layers flow control, multiplexing, manajemen virtual circuit, serta error checking & error recovery.
• End-to-end.
Fungsi :
·         Bertugas membagi data menjadi segment, yaitu satu segment berisi data antara 46Bytes – 1500Bytes.
·         Menyediakan penanganan error pada packet yang diterima.
·         Menentukan apakah yang digunakan TCP (Mentransmisikan ulang apabila ada paket yang kurang atau hilang saat di transmisikan) atau UDP (Data tidak digaransi apabila ada packet yang kurang).
·         Bertanggung jawab menentukan port yang dituju untuk data yang akan dikirim.
Contoh :
·         Transmission Control Protocol (TCP),
·         Name Binding Protocol (NBP),
·         OSI transport protocol

Layer network (Lapisan Network) :
Bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian trafik di jaringan. Data pada layer ini berbentuk paket.
Fungsi :
·         Membagi aliran data biner ke paket diskrit dengan panjang tertentu,
·         Mendeteksi Error,
·         Memperbaiki error dengan mengirim ulang paket yang rusak,
·         Mengendalikan aliran,melaksanakan internetworking.
Contoh :
·         Open Shortest Path First (OSPF),
·         Routing Information Protocol (RIP), dsb.

·         Data Link Layer (Lapisan Data Link) :
Menyediakan link untuk data, memaketkannya menjadi frame yang berhubungan dengan “hardware” kemudian diangkut melalui media. komunikasinya dengan kartu jaringan, mengatur komunikasi layer physical antara sistem koneksi dan penanganan error.
·         Medium access control (MAC),
·         Menyediakan aliran data yang bebas kesalahan bagi network layer, mendeteksi/mengoreksi kesalahan akibat transmisi,
·         Menerima data dari layer yang lebih atas dan merubahnya menjadi aliran bit untuk ditransmisikan oleh layer fisik,
·         Pada proses penerimaan, merubah aliran bit menjadi frame,
·         Menambahkan kode untuk sinkronisasi, deteksi kesalahan,
·         Menyediakan mekanisme untuk menangani kehilangan (lost), kerusakan, atau duplikasi frame,
·         Pengalamatan fisik.
Fungsi :
·         Bertugas mengubah packet menjadi frame yang berisi alamat perangkat keras seperti Media Access Control Address (MAC Address).
·         Bertugas untuk pengecekan error (Frame Checks Square) yang menggunakan algoritma CRC.

Physical Layer (Lapisan Fisik) :
Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya melalui media, seperti kabel, dan menjaga koneksi fisik antar sistem.
Physical Layer
·         Mengirimkan dan menerima data mentah pada media fisik.
·         Prosedural : pengkodean bit untuk transmisi, fullduplex atau half-duplex, prosedur untuk memulai dan menghentikan transmisi
·         Mendeteksi dan melaporkan status saluran dan error (misal : adanya collision)
·         Karakteristik elektris : level tegangan, timing, redaman yang diperbolehkan
·         Karakteristik mekanik : ukuran dan bentuk konektor, jumlah pin, tipe kabel dan spesifikasi
Contoh : RS232C

Fungsi :
Ini adalah layer yang paling sederhana; berkaitan dengan electrical (dan optical) koneksi antar peralatan. Data biner dikodekan dalam bentuk yang dapat ditransmisi melalui media jaringan, sebagai contoh kabel, transceiver dan konektor yang berkaitan dengan layer Physical. Peralatan seperti repeater, hub dan network card adalah berada pada layer ini.
B. Model TCP/IP
TCP/IP (Transmision Control Protocol / Internet Protocol) merupakan sekumpulan layer yang di desain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data pada sebuah jaringan komputer. TCP/IP tersusun dari 4 layer yang masing-masing nya bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dari proses komunikasi data, sehingga masing-masing layer memiliki tugas yang berbeda satu sama lainya, dimana suatu layer tidak perlu mengetahi kerja dari layer yang lain selama masih dapat melakukan proses masing-masing.
Paket protokol TCP/IP dikembangkan sebelum model OSI di publikasikan, karenanya TCP/IP tidak menggunakan model OSI sebagai rujukan. Model TCP/IP hanya terdiri dari empat layer sebagaimana terlihat pada gambar 4 yaitu:
• Application
• Transport
• Internet
• Network Interface
Protokol TCP/IP memiliki sifat yang sangat fleksibel, sehingga dapat dengan mudah untuk di implementasikan pada berbagai platform komputer dan interface jaringan. Berikut ini penjelasan tentang masing-masing layernya.

·         Application Layer :
Aplication layer adalah bagian dari TCP/IP dimana permintaan data atau servis diproses,aplikasi pada layer ini menunggu di portnya masing-masing dalam suatu antrian untukdiproses. Aplication layer bukanlah tempat bagi word processor, spreadsheet, internetbrowser atau yang lainnya akan tetapi aplikasi yang berjalan pada application layerberinteraksi dengan word processor, spreadsheet, internet browser atau yang lainnya,
contoh aplikasi populer yang bekerja pada layer ini misalnya FTP dan HTTP.
Fungsi :
·         Application Aplication Layer model TCP/IP berkutat dengan urusan presentasi, encoding dan dialog control. TCP/IP mengkombinasikan session, presentation dan application dalam satu layer dan mengasumsikan data telah siap dienkapsulasi pada layer berikutnya.
·         Menyediakan protokol aplikasi TCP/IP,
·         Mengatur interface program dengan layer transport bagaimana menggunakan jaringan.

·         Transport Layer :
Transport layer menentukan bagaimana host pengirim dan host penerima dalam membentuk sebuah sambungan sebelum kedua host tersebut berkomuikasi, serta seberapa sering kedua host ini akan mengirim acknowledgment dalam sambungan tersebut satu sama lainnya. Transport layer hanya terdiri dari dua protokol; yang pertama adalah TCP
(Transport Control Protokol) dan yang kedua adalah UDP (User Datagram Protokol). TCP bertugas; membentuk sambungan, mengirim acknowledgment, dan menjamin terkirimnya data sedangkan UDP dapat membuat transfer data menjadi lebih cepat.
Fungsi :
Pada layer ini transport layer terbagi menjadi 2, yaitu UDP dan TCP:
1.      UDP (User Data Protocol), adalah protokol proccess-to-proccess yang menambahkan alamat port, check- sum error control, dan panajng informasi data dari lapisan diatasnya (connectionless).
2.      TCP (Transmissiion Control Protocol), adalah protokol yang menyediakan layanan     penuh untuk aplikasi dan juga dikatakan protokol transport untuk stream yang       reliabel (connection oriented), yaitu koneksi end-to-end harus dibangun dulu di           kedua ujung terminal sebelum kedua ujung terminal mengirimkan data.

·         Internet Layer :
Internet layer dari model TCP/IP berada diantara network interface layer dan transport layer. Internet layer berisi protokol yang bertanggung jawab dalam pengalamatan dan routing paket. Internet layer terdiri dari beberapa protokol diantaranya :
• Internet Protokol (IP)
• Address Resolution Protokol (ARP)
• Internet Control Message Protokol (ICMP)
• Internet Group Message Protokol (IGMP)
Fungsi :
·         Internet layer berfungsi mengirim paket antara jaringan yang berbeda dan menentukan lintasan yang ditempuh. Protokol spesifik layer ini adalah Internet protocol (IP).
·         Menambahkan alamat IP pada paket data, yang berisi alamat sumber dan tujuan yang digunakan untuk melewati jaringan antara host,
·         Bertugas routing IP datagram.

Network Interface Layer :
Layer terbawah dari model TCP/IP adalah Network Interface Layer, tanggung jawab utama dari layer ini adalah menentukan bagai mana sebuah komputer dapat terkoneksi kedalam suatu jaringan komputer, hal ini sangat penting karena data harus dikirimkan dari dan ke suatu host melalui sambungan pada suatu jaringan.
Fungsi :
·         Network layer juga disebut layer host-to-network. Layer ini menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan paket data untuk membuat sambungan langsung (physical link) termasuk detil teknologi LAN dan WAN dan seluruh detil dalam Physical dan Data link layer.
·         Bertugas menentukan karakteristik media transmisi, rata-rata pensinyalan, dan skema pengkodean sinyal.

3.      DESIGN PHILOSOPHY
Yang dimaksud dengan Design Philosophy di sini adalah prinsip – prinsip yang digunakan di dalam semua layer yang ada yang mempengaruhi protocol dan interfacenya dalam melakukan komunikasi.

·         Ø Model TCP/IP
Pada model TCP / IP, prinsip – prinsip yang dipakai adalah :
a. Make sure it works :
Maksudnya di sini adalah memastikan bahwa system yang ada benar – benar dapat bekerja sesuai dengan rancangan dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Keep it simple :
Desain system diusahakan agar sesederhana mungkin, tidak perlu rumit yang penting dapat bekerja.
c. Make clear choices :
Pilihan – pilihan mengenai layering di dalam system hendaknya dibuat sejelas-jelasnya, sehingga tidak membuat keadaan system pada suatu waktu menjadi ambigu.
d. Exploit modulanty :
Sistem harus dibuat sehingga ketika ada suatu komponen yang diganti tidak berakibat fatal pada keseluruhan system.
e. Expect heterogeneity :
Sistem harus mampu bekerja pada kondisi environment yang bermacam – macam, seperti bekerja pada banyak jenis merk hardware dan OS.
f. Avoid static options and parameters :
Di sini system dimaksudkan untuk dapat bekerja menggunakan pilihan – pilihan dan parameter yang tidak statis, artinya dinamis karena system yang dinamis membawa efek yang lebih menguntungkan.
g. Look for a good design, it not to be perfect :
Desain ( rancangan ) dari system juga harus diperhatikan. Memang tujuan utamanya adalah system dapat bekerja. Akan tetapi desain yang bagus akan semakin menguntungkan dari segi biaya pembuatan, estetika, dan fungsionalitas.
h. Be strick when sending, tolerant when receiving :
Pada saat mengirimkan pesan, harus menurut aturan yang ketat ( seperti timing, jumlah bit data, tujuan, dsb ) akan tetapi hendaknya pada saat menerima data, data diterima semuanya dahulu baru diproses sesuai dengan nilai – nilai yang ada pada data. Hal ini dipakai guna mengatasi masalah transmisi yang masih ada di sepanjang jalur transmisi.
i. Think about scalability :
Pada suatu saat sistem harus bias digunakan oleh banyak client / user / wilayah / host tanpa mengubah desain utamanya.
j. Consider performance and cost :
Di sini system yang dibuat hendaknya menggunakan hardware yang tidak terlalu mahal.

·         Ø Model OSI
Pada model OSI, prinsip – prinsip yang dipakai adalah :
a. Sebuah layer harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang berbeda.
b. Setiap layer harus memiliki fungsi – fungsi tertentu.
c. Fungsi setiap layer harus dipilih dengan teliti sesuai dengan ketentuan protocol
berstandar internasional.
d. Batas – batas layer harus dipilih untuk meminimalkan aliran informasi yang
melewati interface.
e. Jumlah layer harus cukup banyak, sehingga fungsi – fungsi yang berbeda tidak perlu
disatukan dalam satu layer di luar keperluanyya. Akan tetapi jumlah layer juga harus
diusahakan sesedikit mungkin sehingga pemakaian arsitektur jaringan tidak menjadi
sulit.

·         . PROSES FRAGMENTASI
Fragmentasi yaitu proses pemecahan / pemisahan suatu data yang dikirim menurut MTU ( Maximum Transfer Unit ) dari suatu layer. Karena pada model OSI terdapat banyak layer, maka transmisi ini tidak efisien dan kurang “cepat”. Pengandaiannya jika tiap layer, hardwarenya berbeda – beda kecepatan, maka akan banyak fragmentasi yang terjadi dan mengurangi kecepatan. Sedangkan pada TCP/IP, proses fragmentasi relatif sedikit karena layernya “hanya” ada 4 dan fragmentasi biasanya terjai pada Network Interface Physical dan Internet.

·         KOMUNIKASI ANTAR LAYER

Dari gambar tersebut, nampak bahwa service dijalankan oleh layer application dan presentation (OSI) dan pada layer application (TCP/IP). Untuk communication dijalankan di layer session, transport dan network (OSI) dan pada layer transport serta internet (TCP/IP). Sedangkan untuk physical communicationnya dijalankan di layer data link dan physical (OSI) dan layer network interface physical (TCP/IP).

·         RELIABILITY CONTROL
Implementasi dari model OSI menekankan pada penyediaan layanan transfer data yang handal. Sedangkan pada TCP/IP reliability-nya ditekankan pada end-user. Pada model OSI, semua layernya medeteksi dan menangani error yang terjadi termasuk melakukan checksum. Sedangkan pada TCP/IP hal ini hanya dilakukan pada layer Transport saja, layer lain tidak bertanggungjawab pada pengecekan error. Lapisan transport pada TCP/IP menggunakan checksum, acknowledge, dan timeout untuk mengontrol transmisi dan menyediakan verifikasi end-to-end.

·         KESIAPAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI PENDUKUNG
Pada model OSI, dibuat layer-layernya untuk selanjutnya di implementasikan. Kebalikan dengan model OSI, TCP/IP lebih dahulu di implementasikan dan layeringnya dibuat kemudian. Beberapa implementasi OSI yang juga ‘dibawa’ ke model TCP / IP.
Sumber : www. amodeov.blogspot.com
5.      PROTOKOL PADA JARINGAN PEER TO PEER

Peer-to-peer (P2P) komputer atau jaringan adalah arsitektur aplikasi terdistribusi yang partisi tugas atau beban kerja antara rekan-rekan. Peer sama-sama istimewa, peserta equipotent dalam aplikasi. Mereka dikatakan membentuk jaringan peer-to-peer node.

Peer membuat sebagian dari sumber daya mereka, seperti kekuatan pemrosesan, penyimpanan disk atau bandwidth jaringan, langsung tersedia untuk peserta jaringan lain, tanpa memerlukan koordinasi pemerintah pusat dengan server atau host yang stabil. Peer keduanya pemasok dan konsumen sumber daya, berbeda dengan model client-server tradisional di mana hanya server pasokan, dan klien konsumsi.

Struktur aplikasi peer-to-peer dipopulerkan oleh sistem file sharing seperti Napster. Paradigma komputasi peer-to-peer telah mengilhami struktur baru dan filsafat di daerah lain interaksi manusia. Dalam konteks sosial, peer-to-peer sebagai meme yang mengacu pada jejaring sosial egaliter yang saat ini muncul di seluruh masyarakat, dimungkinkan oleh teknologi internet pada umumnya.

Arsitektur sistem P2P
Peer-to-peer sering menerapkan sistem jaringan overlay abstrak, dibangun di Application Layer, di atas topologi jaringan asli atau fisik. Lapisan tersebut digunakan untuk penemuan pengindeksan dan peer dan membuat sistem P2P independen dari topologi jaringan fisik. Konten biasanya dipertukarkan langsung melalui jaringan Internet Protocol yang mendasari (IP). Anonim peer-to-peer sistem pengecualian, dan menerapkan lapisan routing tambahan untuk mengaburkan identitas sumber atau tujuan pertanyaan.

Pada jaringan peer-to-peer terstruktur, rekan-rekan (dan, kadang-kadang, sumber daya) diatur sebagai berikut kriteria khusus dan algoritma, yang menyebabkan lapisan dengan topologi spesifik dan sifat. Mereka biasanya menggunakan didistribusikan hash berbasis tabel (DHT) pengindeksan, seperti dalam sistem Chord (MIT).
Unstructured peer-to-peer jaringan tidak menyediakan algoritma untuk organisasi atau optimasi dari koneksi jaringan. Secara khusus, tiga model arsitektur terstruktur didefinisikan. Pada sistem peer-to-peer murni seluruh jaringan hanya terdiri dari rekan-rekan equipotent. Hanya ada satu lapisan routing, karena tidak ada pilihan node dengan fungsi infrastruktur khusus. Hybrid peer-to-peer memungkinkan node sistem infrastruktur seperti ada, supernodes sering disebut Pada sistem peer-to-peer terpusat, server pusat digunakan untuk fungsi pengindeksan dan untuk bootstrap seluruh sistem. Meskipun hal ini memiliki kesamaan dengan arsitektur yang terstruktur, hubungan antara rekan-rekan yang tidak ditentukan oleh algoritma. Yang menonjol dan populer pertama peer-to-peer file sharing sistem, Napster, adalah contoh dari model terpusat. Gnutella dan Freenet, di sisi lain, adalah contoh dari model desentralisasi. Kazaa adalah contoh dari model hibrida.

jaringan P2P biasanya digunakan untuk menghubungkan node melalui koneksi ad hoc yang sebagian besar Data, termasuk format digital seperti file audio, dan data real time seperti lalu lintas telepon,. dilewatkan menggunakan teknologi P2P.

Sebuah jaringan P2P murni tidak memiliki gagasan tentang klien atau server tetapi node peer hanya sebesar yang secara simultan berfungsi sebagai kedua "klien" dan "server" ke node lain pada jaringan. Model pengaturan jaringan berbeda dari model client-server di mana komunikasi biasanya ke dan dari server pusat. Sebuah contoh khas dari transfer file yang tidak menggunakan model P2P File Transfer Protocol (FTP) layanan di mana client dan program server berbeda: klien melakukan transfer, dan server memenuhi permintaan ini.

Jaringan overlay P2P terdiri dari semua rekan-rekan yang berpartisipasi sebagai node jaringan. Ada hubungan antara dua node yang mengenal satu sama lain: yaitu jika peer yang berpartisipasi mengetahui lokasi rekan lain di jaringan P2P, maka ada tepi diarahkan dari nodus mantan yang terakhir di jaringan overlay. Berdasarkan bagaimana node di jaringan overlay dihubungkan satu sama lain, kita dapat mengklasifikasikan jaringan P2P seperti tidak terstruktur atau terstruktur.

Sistem terstruktur

Terstruktur jaringan P2P menggunakan sebuah protokol yang konsisten secara global untuk memastikan bahwa setiap node dapat efisien rute pencarian untuk beberapa rekan yang memiliki file yang diinginkan, bahkan jika file tersebut sangat langka. Seperti jaminan memerlukan pola yang lebih terstruktur link overlay. Sejauh ini jenis yang paling umum jaringan P2P terstruktur adalah tabel hash didistribusikan (DHT), di mana varian yang konsisten hashing digunakan untuk menetapkan kepemilikan dari setiap file ke rekan tertentu, dengan cara analog dengan tugas sebuah tabel hash tradisional dari setiap tombol untuk slot array tertentu.
Terdistribusi tabel hash
Distributed hash tabel

tabel hash Terdistribusi (DHTs) adalah kelas dari sistem terdistribusi desentralisasi yang menyediakan layanan pencarian serupa dengan tabel hash: (kunci, value) pasangan disimpan dalam DHT, dan setiap node berpartisipasi secara efisien dapat mengambil nilai yang terkait dengan kunci yang diberikan . Tanggung jawab untuk menjaga pemetaan dari kunci untuk nilai didistribusikan antara node, sedemikian rupa sehingga perubahan dalam set peserta menyebabkan gangguan minimal. Hal ini memungkinkan DHTs untuk skala yang sangat besar jumlah node dan untuk menangani kedatangan node terus menerus, keberangkatan, dan kegagalan.

DHTs merupakan infrastruktur yang dapat digunakan untuk membangun jaringan peer-to-peer. Terkemuka jaringan terdistribusi yang menggunakan pelacak BitTorrent DHTs termasuk yang didistribusikan, jaringan Bitcoin moneter, jaringan Kad, botnet Storm, YaCy, dan konten Karang Jaringan Distribusi.

Beberapa proyek penelitian yang menonjol termasuk proyek Chord, penyimpanan LALU utilitas, P-Grid, sebuah jaringan overlay diri terorganisir dan muncul dan konten CoopNet sistem distribusi (lihat di bawah untuk link eksternal yang berhubungan dengan proyek ini).

DHT berbasis jaringan telah banyak digunakan untuk mencapai penemuan sumber daya yang efisien untuk sistem komputasi grid, karena membantu dalam manajemen sumber daya dan penjadwalan aplikasi. kegiatan penemuan Resource melibatkan mencari jenis sumber daya yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi pengguna. kemajuan terbaru dalam domain penemuan sumber daya desentralisasi telah didasarkan pada perluasan DHTs yang ada dengan kemampuan organisasi data multi-dimensi dan routing query. Mayoritas dari upaya telah melihat indeks embedding data spasial seperti Mengisi Space Curves (SFCs) termasuk kurva Hilbert,-Z kurva, pohon kd, MX-CIF Quad pohon pohon dan R *- untuk mengelola, routing, dan pengindeksan Grid kompleks objek query sumber daya melalui jaringan DHT. indeks spasial cocok untuk menangani kompleksitas query sumber daya Grid. Meskipun beberapa indeks spasial dapat memiliki masalah sebagai salam untuk routing load-keseimbangan dalam kasus data miring ditetapkan, semua indeks spasial lebih terukur dari segi jumlah hop dilalui dan pesan yang dihasilkan ketika mencari dan routing query Grid sumber daya.
  sistem Unstructured

Sebuah jaringan P2P terstruktur terbentuk ketika link overlay ditetapkan sewenang-wenang. jaringan tersebut dapat dengan mudah dibangun sebagai rekan baru yang ingin bergabung dengan jaringan dapat menyalin link yang ada node lain dan kemudian membentuk link sendiri dari waktu ke waktu. Dalam sebuah jaringan P2P tidak terstruktur, jika rekan ingin menemukan potongan yang diinginkan data dalam jaringan, query harus membanjiri melalui jaringan untuk menemukan rekan-rekan sebanyak mungkin yang berbagi data. Kerugian utama dengan jaringan tersebut adalah bahwa permintaan tidak selalu dapat diselesaikan. konten populer mungkin akan tersedia di beberapa rekan dan setiap rekan mencari kemungkinan untuk menemukan hal yang sama. Tetapi jika peer adalah mencari data jarang dimiliki oleh hanya beberapa teman sebaya lainnya, maka sangat tidak mungkin bahwa pencarian akan berhasil. Karena tidak ada korelasi antara peer dan konten yang dikelola oleh itu, tidak ada jaminan bahwa banjir akan menemukan rekan yang memiliki data yang diinginkan. Banjir juga menyebabkan tingginya jumlah sinyal lalu lintas di jaringan sehingga jaringan tersebut biasanya memiliki efisiensi pencarian yang sangat miskin. Banyak dari jaringan P2P populer adalah tidak terstruktur.

Dalam jaringan P2P murni: Peer bertindak sebagai sama, penggabungan peran klien dan server. Dalam jaringan tersebut, tidak ada server pusat mengelola jaringan, juga tidak ada router pusat. Beberapa contoh murni Aplikasi P2P jaringan Layer dirancang untuk berbagi file peer-to-peer adalah Gnutella (v0.4 pre) dan Freenet.

Ada juga hybrid P2P sistem, yang mendistribusikan klien mereka menjadi dua kelompok: node node klien dan overlay. Biasanya, setiap klien dapat bertindak sesuai dengan kebutuhan sesaat dari jaringan dan dapat menjadi bagian dari jaringan overlay masing-masing digunakan untuk mengkoordinasikan struktur P2P. Divisi ini antara normal dan 'lebih baik' node ini dilakukan dalam rangka untuk mengatasi masalah skala pada awal jaringan P2P murni. Contoh untuk jaringan tersebut adalah untuk Gnutella misalnya (setelah v0.4) atau G2.

Tipe lain dari jaringan P2P hibrida jaringan menggunakan server pusat pada satu tangan (s) atau bootstrap mekanisme, di sisi lain P2P untuk transfer data mereka. Jaringan ini dalam 'jaringan terpusat' disebut umum karena kurangnya kemampuan mereka untuk bekerja tanpa server pusat mereka (s). Contoh untuk jaringan tersebut adalah jaringan eDonkey (ed2k).
[Sunting] Pengindeksan dan penemuan sumber daya

Lama peer-to-peer jaringan duplikat sumber daya di setiap node dalam jaringan dikonfigurasi untuk membawa jenis informasi. Hal ini memungkinkan pencarian lokal, tetapi membutuhkan banyak lalu lintas.

Jaringan modern menggunakan server koordinasi pusat dan permintaan pencarian diarahkan. Pusat server biasanya digunakan untuk listing rekan-rekan potensial (Tor), mengkoordinasikan kegiatan mereka (lipat @ rumah), dan pencarian (Napster, eMule). Desentralisasi pencarian pertama kali dilakukan oleh banjir permintaan pencarian keluar di seluruh rekan-rekan. strategi pencarian yang lebih efisien diarahkan, termasuk supernodes dan tabel hash didistribusikan, sekarang digunakan.

Banyak sistem menggunakan P2P peer kuat (super-peer, super-node) sebagai server dan klien-rekan yang terhubung dalam mode bintang seperti ke super peer tunggal.
 sistem Peer-to-peer seperti

Dalam definisi modern teknologi peer-to-peer, istilah itu menyiratkan konsep arsitektur umum yang diuraikan dalam artikel ini. Namun, konsep dasar komputasi peer-to-peer itu digambarkan dalam sistem perangkat lunak sebelumnya dan diskusi jaringan, mencapai kembali ke prinsip yang dinyatakan dalam Permintaan pertama untuk Komentar, RFC 1.

Sebuah sistem pesan terdistribusi yang sering disamakan sebagai arsitektur peer-to-peer awal adalah jaringan berita USENET sistem yang pada prinsipnya model client-server dari perspektif pengguna atau klien, ketika mereka membaca atau posting artikel berita. Namun, berita server berkomunikasi dengan satu sama lain sebagai rekan untuk menyebarkan artikel-artikel Usenet berita di atas seluruh kelompok server jaringan. Pertimbangan yang sama berlaku untuk email SMTP dalam arti bahwa email yang menyampaikan inti jaringan agen Mail transfer memiliki karakter peer-to-peer, sementara pinggiran klien e-mail dan sambungan langsung mereka benar-benar hubungan client-server. visi Tim Berners-Lee untuk World Wide Web, sebagaimana dibuktikan oleh editor WorldWideWeb nya / browser, dekat dengan desain peer-to-peer dalam hal ini diasumsikan setiap pengguna web akan menjadi editor aktif dan kontributor membuat dan menghubungkan isi untuk membentuk saling web link. Hal ini bertentangan dengan struktur penyiaran-seperti web seperti yang telah berkembang selama bertahun-tahun.
 Keuntungan dan kelemahan

Dalam jaringan P2P, klien menyediakan sumber daya, yang mungkin termasuk bandwidth, ruang penyimpanan, dan daya komputasi. Sebagai node tiba dan permintaan pada sistem meningkat, total kapasitas sistem juga meningkat. Sebaliknya, dalam sebuah arsitektur client-server biasa, klien hanya berbagi tuntutan mereka dengan sistem, tetapi tidak sumber daya mereka. Dalam hal ini, sebagai klien lebih bergabung dengan sistem, sumber daya kurang tersedia untuk melayani setiap klien.

Sifat terdistribusi jaringan P2P juga meningkatkan ketahanan, Dan-dalam sistem P2P murni-dengan memungkinkan rekan-rekan untuk mencari data tanpa bergantung pada server indeks terpusat .Dalam kasus terakhir, tidak ada satu titik kegagalan dalam sistem.

Seperti dengan sistem jaringan yang paling, aman dan kode unsigned memungkinkan akses jarak jauh ke file di komputer korban atau bahkan kompromi seluruh jaringan. Di masa lalu ini telah terjadi misalnya untuk jaringan FastTrack ketika anti P2P perusahaan yang dikelola untuk memperkenalkan potongan palsu ke download dan file didownload (kebanyakan file MP3) yang dapat digunakan kode berbahaya setelah atau bahkan yang terkandung. Akibatnya, jaringan P2P hari ini telah melihat peningkatan besar keamanan mereka dan mekanisme file verifikasi. Modern hashing, chunk verifikasi dan metode enkripsi yang berbeda telah membuat jaringan yang paling resisten terhadap hampir semua jenis serangan, bahkan ketika bagian utama dari jaringan masing-masing telah digantikan oleh host palsu atau berfungsi.

penyedia layanan Internet (ISP) telah dikenal untuk mencekik trafik P2P file-sharing karena penggunaan bandwidth tinggi Dibandingkan dengan browsing Web, e-mail atau banyak kegunaan lain dari internet, dimana data hanya ditransfer dengan interval pendek dan jumlah relatif kecil, P2P file-sharing sering terdiri dari penggunaan bandwidth yang relatif berat karena transfer file berlangsung dan kawanan / koordinasi jaringan paket. Sebagai reaksi terhadap bandwidth throttling ini beberapa aplikasi P2P mulai kebingungan menerapkan protokol, seperti enkripsi protokol BitTorrent. Teknik untuk mencapai "kebingungan protokol" melibatkan menghapus properti dinyatakan mudah diidentifikasi dari protokol, seperti urutan byte deterministik dan ukuran paket, dengan membuat data tampak seolah-olah itu acak .

Sebuah solusi untuk ini disebut P2P caching, dimana toko-toko ISP bagian dari file yang paling diakses oleh klien P2P untuk menyelamatkan akses ke Internet.
   Sosial dan dampak ekonomi
Konsep P2P semakin berkembang ke penggunaan diperluas sebagai dinamis yaitu aktif dalam jaringan terdistribusi, relasional, tidak hanya komputer ke komputer, tetapi manusia ke manusia. Yochai Benkler telah diciptakan produksi peer istilah commons berbasis untuk menunjukkan proyek kolaborasi seperti perangkat lunak bebas dan open source dan Wikipedia. Terkait dengan produksi peer adalah konsep:
    * Peer pemerintahan (mengacu pada cara yang rekan proyek produksi dikelola)
    * Peer properti (mengacu pada tipe baru izin yang mengakui kepengarangan individu tetapi tidak hak milik eksklusif, seperti GNU General Public License dan lisensi Creative Commons)
    * Peer distribusi (atau cara dimana produk, khususnya produk peer-diproduksi, didistribusikan)

Beberapa peneliti telah meneliti manfaat memungkinkan komunitas virtual untuk mengatur dirinya sendiri dan memperkenalkan insentif untuk berbagi sumber daya dan kerja sama, dengan alasan bahwa aspek sosial yang hilang dari sistem saat ini peer-to-peer harus dilihat baik sebagai tujuan dan sarana untuk diri komunitas virtual terorganisir akan dibangun dan dipelihara. sedang berlangsung upaya penelitian untuk merancang mekanisme insentif yang efektif dalam sistem P2P, berdasarkan prinsip-prinsip dari teori permainan mulai mengambil arah yang lebih psikologis dan pemrosesan informasi.

 Aplikasi
Ada berbagai aplikasi jaringan peer-to-peer. Yang paling umum dikenal adalah untuk distribusi konten
Pengiriman Konten
    * Banyak jaringan berbagi file, seperti Gnutella, FastTrack dipopulerkan G2 dan teknologi peer-to-peer. Sejak tahun 2004, adalah penyumbang terbesar dari lalu lintas jaringan di Internet.
    * Peer-to-peer jaringan pengiriman konten (P2P-CDN) (Giraffic, Kontiki, Ignite, RedSwoosh).
    * Perangkat Lunak publikasi dan distribusi (Linux, beberapa permainan); melalui jaringan file sharing.
    * Streaming media. P2PTV dan PDTP. Aplikasi termasuk TVUPlayer, Joost, CoolStreaming, Cybersky-TV, PPLive, LiveStation
    * Spotify menggunakan jaringan peer-to-peer bersama dengan streaming server untuk streaming musik ke pemutar musik desktop.
    * Peercasting untuk multicasting sungai. Lihat PeerCast, IceShare, FreeCast, Rawflow
    * Pennsylvania State University, MIT dan Simon Fraser University membawa pada sebuah proyek yang disebut LionShare dirancang untuk memudahkan file sharing antar lembaga pendidikan global.
    * Osiris (tanpa server Portal System) memungkinkan pengguna untuk membuat portal web anonim dan otonom didistribusikan melalui jaringan P2P.

Jaringan
    * Domain Name System, untuk pengambilan informasi internet. d. Perbandingan DNS perangkat lunak server
    * Awan komputasi
    * Dalesa peer-to-peer web cache untuk LAN (berdasarkan IP multicasting).

Sains
    * Dalam bioinformatika, obat identifikasi calon. Program tersebut pertama dimulai pada tahun 2001 Pusat Komputasi Penemuan Obat di Universitas Oxford bekerjasama dengan Yayasan Nasional untuk Penelitian Kanker. Ada beberapa program serupa beberapa saat berjalan di bawah Amerika Devices Cancer Research Project.
    * Mesin pencari P2P sciencenet.
    * BOINC

Pencarian
    * YaCy, mesin pencari gratis didistribusikan, dibangun di atas prinsip-prinsip jaringan peer-to-peer.

jaringan Komunikasi
    * Skype, salah satu aplikasi internet yang paling banyak digunakan telepon menggunakan teknologi P2P.
    * VoIP (protokol layer menggunakan aplikasi seperti SIP)
    * Instant messaging dan chat online
    * Lengkap desentralisasi jaringan peer: Usenet (1979) dan WWIVnet (1987).

Umum
    * Penelitian seperti proyek Chord, penyimpanan LALU utilitas, P-Grid, dan isi CoopNet sistem distribusi.
    * JXTA, untuk aplikasi Peer. Lihat Collanos Tempat Kerja (Teamwork perangkat lunak), Sixearch

Lain-lain
    * Departemen Pertahanan AS telah memulai riset tentang jaringan P2P sebagai bagian dari strategi perang modern jaringan. Pada bulan Mei, 2003 Dr Tether. Direktur Defense Advanced Research Project Agency bersaksi bahwa Militer AS menggunakan jaringan P2P.
    * Kato et al. 'S penelitian menunjukkan lebih dari 200 perusahaan dengan sekitar $ 400 juta USD berinvestasi di jaringan P2P. Selain File Sharing, perusahaan juga tertarik Mendistribusikan Computing, Distribusi Konten.
    * Wireless komunitas jaringan, Netsukuku
    * Sebuah generasi awal dari sistem peer-to-peer disebut "metacomputing" atau yang diklasifikasikan sebagai "middleware". Ini termasuk: Legion, Globus

Sejarah perspektif

visi Tim Berners-Lee untuk World Wide Web adalah dekat dengan jaringan P2P dalam hal ini diasumsikan setiap pengguna web akan menjadi editor aktif dan kontributor, membuat dan menghubungkan konten untuk membentuk "web" saling link. Hal ini kontras dengan struktur penyiaran seperti sekarang web.

Beberapa jaringan dan saluran seperti Napster, OpenNAP dan channel IRC melayani menggunakan struktur client-server untuk beberapa tugas (misalnya, mencari) dan struktur P2P bagi orang lain. Jaringan seperti Gnutella atau Freenet menggunakan struktur P2P untuk hampir semua tugas, dengan pengecualian menemukan rekan-rekan untuk menyambung ke saat pertama kali membuat.

arsitektur P2P mewujudkan salah satu konsep teknis utama Internet, dijelaskan dalam Permintaan Internet pertama untuk Komentar, RFC 1, "Host Perangkat Lunak" tanggal 7 April 1969. Baru-baru ini, konsep tersebut telah mendapat pengakuan dalam masyarakat umum dalam konteks tidak adanya server pengindeksan sentral dalam arsitektur yang digunakan untuk bertukar file multimedia.
kontroversi netralitas Jaringan
Peer-to-peer aplikasi menyajikan salah satu dari isu-isu inti dalam kontroversi netralitas jaringan. Pada bulan Oktober 2007, Comcast, salah satu penyedia layanan internet broadband terbesar di Amerika Serikat, mulai memblokir aplikasi P2P seperti BitTorrent. alasan mereka adalah bahwa P2P banyak digunakan untuk berbagi konten ilegal, dan infrastruktur mereka tidak dirancang untuk terus menerus, lalu lintas tinggi-bandwidth. Pengkritik menunjukkan bahwa jaringan P2P telah menggunakan sah, dan bahwa ini adalah cara lain bahwa penyedia besar mencoba untuk mengontrol penggunaan dan konten di Internet, dan orang-orang langsung menuju arsitektur aplikasi client-server berbasis. Model client-server menyediakan keuangan hambatan-untuk-masuk ke penerbit kecil dan individu, dan cukup efisien untuk berbagi file besar.

        Sumber: http://nurulilmi0221.blogspot.com


6.      SETTING IP PADA WINDOWS DAN LINUX
Pada Windows
1.      Buka Start – Control Panel – Network Connection
2.      Klik kanan pada Local Area Connection – pilih Properties
3.      Pada tab General, klik menu Internet Protocol (TCP/IP) dan klik Properties
4.      Tuliskan alamat IP yang dikehendaki, misalnya 192.168.1.182 dengan Subnet mask 255.255.255.0. Perlu diperhatikan, bahwa masing-masing komputer harus memiliki alamat IP yang berbeda (alamat IP bersifat unik)
5.      Lakukan testing dengan membuka command prompt dan mengetik perintah ping 192.168.1.182
6.      Jika reply berhasil berarti komputer sudah berada dalam jaringan dan siap digunakan
Cek koneksi dengan PC lain. Hubungkan keduanya dengan kabel LAN. Buka command prompt dan ketikkan ping ipAddress (milik PC lain). Jika reply berhasil berarti kedua komputer telah terhubung.

Pada Linux
Untuk setting jaringan di Linux mungkin agak susah karena kita tidak biasa dengan OS yang satu ini, tapi tetap perlu dicoba ya teman-teman  Untuk setting jaringan di Linux bisa melalui dua cara yaitu command line dan GUI.
Melalui command line:
Kita hanya perlu mengedit file /etc/network/interfaces dan mengisinya dengan settingan yang diinginkan. Caranyai:
1. Buka Terminal, jalankan perintah : sudo nano /etc/network/interface
2. Misalnya kita mempunyai koneksi eth0 yang terhubung, dan ingin memberi IP address baru seperti ini :
IP:192.168.1.120
Subnet mask / Netmask:255.255.255.0
Gateway:192.168.1.254
yang perlu kita lakukan adalah menambahkan baris berikut ini:
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.1.120
netmask 255.255.255.0
gateway 192.168.254
3. Save, dengan menekan Ctrl – X – Y
Selanjutnya kita masih harus mengedit DNS Server, kita perlu mengedit/etc/resolv.conf:
1. Buka Terminal, jalankan perintah ini:
sudo nano /etc/resolv.conf
2. Masukkan DNS, misalnya anda ingin menggunakan DNS dari Google (8.8.8.8), masukkan dengan format seperti ini:
nameserver 8.8.8.8
3. Setelah semua settingan diatas di isi, kita harus membuat agar sistem membaca atau mengenali settingan yang kita buat, jalankan perintah ini pada terminal: sudo /etc/init.d/networking restart
Melalui GUI :
1. Klik-kanan pada icon networkmanager (ditunjukkan dengan icok jaringan), lalu pilih Edit Connections.
https://lh6.googleusercontent.com/-DVjSyHZSz_0/TbamZCV_eSI/AAAAAAAAAoY/uCp3l_VQgWs/Selection_18%253A52%253A06.png
2. Pada tab Wired (koneksi kabel), klik pada tombol Add untuk menambah settingan baru.
https://lh3.googleusercontent.com/-sIUB_vRU44c/TbamXZQf69I/AAAAAAAAAoU/vNMPc80Cx4U/Network%2BConnections_18%253A53%253A36.png
3. Masuk ke tab IPv4 Settings dan isi settingannya:
Method : Manual
address 192.168.1.120
netmask 255.255.255.0
gateway 192.168.254
https://lh5.googleusercontent.com/-D8iydnBEESY/TbbUQ-anQWI/AAAAAAAAAo0/R6FGXjYMXFw/Selection_22%253A14%253A04.png
4. Setelah settingan selesai diisi, klik Apply
5. Klik pada NetworkManager dan pilih settingan yang baru saja dibuat. Jika muncul ‘Connection Established’ berarti telah berhasil.